Selasa, 21/05/2024 12:14 WIB

Inpres Kampung Keluarga Berkualitas Perkuat Institusi Keluarga

Inpres Kampung Keluarga Berkualitas Perkuat Institusi Keluarga.

peluncuran Inpres No. 03/2022 tentang Kampung Keluarga Berkualitas di kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di Jakarta, Selasa (12/7).

JAKARTA, Jurnas.com - Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 03/2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas pada 20 Mei 2022 lalu. 

Hal tersebut terungkap dalam peluncuran Inpres No. 03/2022 tentang Kampung Keluarga Berkualitas di kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di Jakarta, Selasa (12/7).

"Inpres ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan memberdayakan serta memperkuat institusi keluarga melalui optimalisasi penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas di setiap desa atau kelurahan," kata Menteri Koordinator Bidang (Menko) PMK, Muhadjir Effendy.

Menurut Muhadjir, keluarga merupakan unit masyarakat terkecil, namun yang paling krusial. Keluarga merupakan lingkungan paling dini seseorang yang mempengaruhi perkembangan anak, baik fisik maupun psikososial dan dampaknya dapat terasa hingga dewasa.

"Kalau keluarga itu aman sentosa, sakinah mawaddah, warrahmah, maka dipastikan negaranya juga akan sakinah. Tapi, sebaliknya kalau keluarganya tidak aman sentosa, maka juga akan berimbas pada posisi negara. Karena itu pertahanan keluarga yang berkualitas ini menjadi hal yang sangat strategis," kata Muhadjir.

Atas dasar itulah, lanjut Muhadjir, pada 2016 dibentuk Kampung Keluarga Berencana. Namun, pelaksanaannya kurang maksimal, karena kurangnya komitmen maupun integrasi program dan kegiatan lintas sektor.

"Tentu saja Bapak Presiden ketika menurunkan instruksi ini sudah mendapatkan pertimbangan yang sangat matang tidak sekedar inpres. Tetapi seharusnya ini betul-betul diimplementasikan oleh Kementerian dan Lembaga terkait. Instruksi ini untuk dilaksanakan, bukan hanya untuk dibaca atau dijadikan slogan," jelas Muhadjir.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo Inpres diajukan sejak tahun 2015. Setelah melakukan serangkaian koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, Inpres ini akhirnya diluncurkan.

Hasto juga memaparkan, sebelumnya Kampung keluarga Berkualitas tersebut dinamai dengan Kampung Keluarga Berencana. Kemudian sebagai wujud dari Nawacita, maka Kampung Keluarga Berkualitas dimulai dari kampung yang marjinal, terisolasi, tertinggal, dan terbelakang.

"Waktu itu sebagai wujud dari nawacita maka kemudian dimulailah dari kampung-kampung yang marjinal, yang terisolir, yang tertinggal dan terbelakang, sehingga Kampung Keluarga Berencana pada waktu itu lebih diutamakan untuk memajukan satu daerah yang tertinggal," jelas Hasto.

Kampung Keluarga Berkualitas secara Nasional untuk pertama kalinya dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 14 Januari 2016 di dusun Jenawi, Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Dalam perkembangannya sampai 11 Juli tahun 2022 terdapat 16.874 Kampung Keluarga Berkualitas yang telah dipetakan berdasarkan kualitas pengelolaannya.

"Kampung Keluarga Berkualitas merupakan pendekatan pembangunan di tingkat desa/kelurahan yang dilakukan secara terintegrasi dan konvergen dalam penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat. Diharapkan menjadi kampung yang mandiri, tentram dan bahagia," kata Hasto.

Saat ini, kata Hasto, yang dibutuhkan adalah program-program yang sifatnya operasional, yang langsung menyasar masyarakat. Salah satunya melakukan pembinaan, penyuluhan, pelayanan KB di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya dianggap perlu untuk mewujudkan Kampung Keluarga Berkualitas di seluruh penjuru tanah air agar keluarga yang berkualitas, bahagia dan sejahtera dapat terwujud.

"Kalau dulu, lebih menekankan total fertility rate yang harus turun dan Alhamdulillah sampai hari ini meskipun pandemi, total fertility rate turun menjadi 2,24 jadi bisa dipertahankan dengan baik," ujar Hasto.

Hasto menyampaikan, pada perayaan Harganas 2022, Presiden Jokowi sempat bertanya kepada audience mengenai jumlah anak yang dimiliki. Sebagian menjawab, kata Hasto, anaknya dua atau tiga.

"Sebetulnya rata-rata 2,1 Jadi kalau ada yang tetangganya tidak punya anak kita punya anak terus tetangga sebelahnya boleh punya anak tiga nanti rata-ratanya, ya, insyaallah dua. Tetap antara dua-tiga, tapi rata-rata tetap, total fertility rate 2,1," jelasnya.

KEYWORD :

Kampung Keluarga Berkualitas BKKBN Hasto Wardoyo Muhadjir Effendy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :