Sabtu, 27/07/2024 09:08 WIB

Ketika Link and Match Berbuah Cuan bagi Siswa SMK

Para siswa antusiasi dengan program link and match antara satuan pendidikan dan industri, karena dapat menyerap pengalaman dan menghasilkan cuan dari skill yang mereka miliki.

Gula merah tebu produk SMK Gula Rajawali Madiun merupakan hasil dan link and match (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Program link and match antara satuan pendidikan vokasi dan industri tidak hanya meningkatkan keterserapan lulusan. Program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) tersebut juga menghasilkan cuan bagi para siswa yang sedang menempuh studi, berkat skill yang mereka miliki.

Seperti yang terjadi di SMK Gula Rajawali Madiun. Sekolah gula satu-satunya di Indonesia ini berhasil memproduksi gula merah tebu bermerek `Gendhis Laris` yang dipasarkan ke masyarakat lokal. Dan seluruh tahapan produksi dilakukan oleh para siswa dari tiga jurusan berbeda.

Ketiga jurusan tersebut ialah, Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan, yang bertugas membudidayakan tanaman tebu mulai dari bibit hingga tebang. Jurusan ini dalam proses produksi pembuatan gula merah tebu, akan menghasilkan tebu yang siap diolah.

"Kedua, Jurusan Kimia Industri. Mereka mengolah dari nira tebu menjadi gula merah. Alat-alatnya masih home industry, lalu anak-anak ini mengecek kadar gula saat pengolahan, menggiling nira tebu, proses pemasakan dan pemanasan suhu hingga pencetakan," kata Wakabid Humas SMK Gula Rajawali Madiun, Puspita Weni kepada Jurnas.com di sela-sela acara Inabuyer B2B2G EXPO 2024 di Jakarta pada Jumat (17/5).

Adapun jurusan ketiga yakni Teknik Mekanik Industri. Para siswa yang tergabung dalam jurusan ini bertugas membuat mesin giling yang dibutuhkan untuk memerah nira tebu. Selain itu, mereka juga melakukan proses perawatan mesin selama pembuatan gula merah tebu.

Pembuatan gula merah tebu ini tak serta-merta lepas dari perhatian industri. Puspita mengatakan, pihaknya sudah menjalin link and match dengan industri gula PT PG Rajawali I Surabaya, PT PG Rajawali II Cirebon, dan Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) yang beranggotakan tujuh industri gula.

"Karena itu, untuk pendampingan kita selalu menghadirkan guru tamu dari industri. Soal keterserapan juga semua terserap. Cuma karena tingkat SMK levelnya teknik, beberapa lanjut lagi ke perguruan tinggi agar bisa menempati jabatan staf," ujar Puspita.

Puspita menambahkan, kegiatan produksi gula merah tebu mendapatkan antusiasme tinggi dari para siswa. Sebab, mereka dapat menghasilkan cuan dari produk yang mereka pasarkan. Bahkan, terkadang sekolah memperoleh permintaan yang cukup tinggi.

"Kalau permintaan pasar tinggi, kita kerja sama dengan desa sekitar, ada namanya Desa Kebon Sari yang juga membuat produk gula merah. Ketika kita ada orderan terlalu banyak, kita bekerja sama dengan UMKM di desa tersebut," imbuh Puspita.

Aktivitas link and match yang berujung cuan tidak hanya dirasakan siswa SMK Gula Rajawali Madiun. Siswi SMN Negeri 3 Bogor, Naila Azhar, juga merasakan pengalaman yang senada. Bedanya, Naila yang kini duduk di kelas XII menggeluti bidang jasa kecantikan.

Saat ditemui di acara yang sama, Naila tampak berbincang dengan beberapa pengunjung yang datang ke standnya yang berada di area Direktorat Mitras Dudi Kemdikbudristek. Dia cukup aktif menawarkan jasa nail art, totok, hingga lash lift kepada pengunjung yang ingin mencoba kebolehan para siswi SMKN 3 Bogor.

"Kami yang ikut ke sini pilihan dari guru di sekolah. Kami tertarik dan sekolah memfasilitasi. Biasanya kami praktik antarteman atau bawa model untuk perawatan dan make-up. Misalnya perawatan badan dan wajah," kata Naila.

Kepada Jurnas.com, Naila menyebut bahwa Jurusan Tata Kecantikan di SMKN 3 Bogor cukup diminati. Tak hanya bisa belajar langsung dari industri kecantikan dan brand-brand ternama yang didatangkan ke sekolah melalui program kerja sama link and match, juga karena tingginya peluang terserap di industri.

Setiap pekannya, lanjut Naila, SMKN 3 Bogor hanya menerapkan dua hari untuk mata pelajaran umum. Sisanya, para siswa-siswi mendapatkan kelas khusus mengenai kecantikan di ruang praktik. Tak pelak, pengalaman intensif tersebut membuat sebagian peserta didik mulai percaya diri membuka jasa kecantikan.

"Banyak juga teman-teman yang sudah open jasa make up. Karena tiga tahun digembleng habis di jurusan, jadi teman-teman SMKN 3 Bogor ketika kami lulus sudah punya skill yang bisa kami jual," ujar dia.

Naila dan kawan-kawan juga kerap dilibatkan oleh SMKN 3 Bogor untuk kegiatan pegelaran yang berlangsung setahun sekali di sekolah. Ini menjadi momen Jurusan Tata Kecantikan untuk memamerkan kebolehan di depan siswa-siswi dari jurusan lainnya.

"Biasanya dengan tema-teman tertentu sih. Kami bertugas untuk painting muka sampai dada bagian atas," kata dia.

KEYWORD :

Link and Match Kemdikbudristek SMK Dunia Industri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :