Sabtu, 27/04/2024 16:37 WIB

Pentingnya Peran Keluarga dan Generasi Muda Wujudkan Lansia yang Bermartabat

Kepedulian keluarga dan generasi muda itu penting agar para lansia menjadi bermartabat yaitu bagaimana peran keluarga agar lansia tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dokter Hasto Wardoyo . (Foto: Jurnas.com/BKKBN)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan, peran keluarga dan kepedulian generasi muda sangat berpengaruh dalam membentuk lansia bermartabat, yang saat ini jumlahnya semakin banyak seiring meningkatnya usia harapan hidup orang-orang di Indonesia.  

Demikian disampaikan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pada Puncak Peringatan ke-27 Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tahun 2023 di Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (28/5).

"Kepedulian keluarga dan generasi muda itu penting agar para lansia menjadi bermartabat yaitu bagaimana peran keluarga agar lansia tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat," kata Hasto.

Kepedulian tersebut, lanjut Hasto, dengan memberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga, mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan, mendapatkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak lansia.

Hasto menuturkan bahwa lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta ini sudah seharusnya dioptimalkan agar mereka menjadi sosok lansia tangguh, sehat dan tetap produktif atau bahkan bisa diberdayakan sebagai bonus demografi.

"Meningkatnya angka usia harapan hidup yang mencapai 74 tahun atau di atas rata-rata nasional maka potensi Lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta ini sudah seharusnya dioptimalkan agar mereka menjadi sosok Lansia tangguh, sehat, dan tetap produktif," tutur dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2022, selama sepuluh tahun terakhir, persentase penduduk Lansia di Indonesia meningkat dari 7,57 persen pada 2012 dan menjadi 10,48 persen pada 2022. Angka tersebut diproyeksi akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 persen pada 2045.

Selanjutnya, terdapat delapan provinsi yang telah memasuki struktur penduduk menua, yaitu persentase penduduk lanjut usia yang lebih besar dari 10 persen. Kedelapan provinsi tersebut adalah DI Yogyakarta (16,69 persen), Jawa Timur (13,86 persen), Bali (13,53 persen), Jawa Tengah (13,07 persen), Sulawesi Utara (12,98 persen), Sumatera barat (10,79 persen), Sulawesi Selatan (10,65 persen), dan Lampung (10,24 persen).

Menurut jenis kelamin, lansia perempuan lebih banyak daripada lansia laki-laki, yaitu 51,81 persen berbanding 48,19 persen. Menurut tempat tinggalnya, lansia di perkotaan lebih banyak daripada di perdesaan, yaitu 56,05 persen berbanding 43,95 persen.

Terkait dengan kesehatan lansia, sebanyak 42,09 persen lansia pernah mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, separuh di antaranya (20,71 persen) terganggu aktivitasnya sehari-hari atau sakit. Artinya, sekitar satu dari lima lansia di Indonesia mengalami sakit dalam sebulan terakhir.

Selanjutnya, angka kesakitan lansia penyandang disabilitas hampir dua kali lebih besar dibandingkan lansia non disabilitas (34,60 persen berbanding 18,82 persen). Sementara jika dilihat berdasarkan klasifikasi desa, angka kesakitan lansia di perdesaan lebih tinggi dibandingkan di perkotaan (23,92 persen berbanding 18,20 persen).

Mengingat kondisi kesehatan yang rentan terserang penyakit, lansia perlu berperilaku sehat seperti rajin berolahraga dan menghindari rokok. Akan tetapi, hampir seperempat lansia masih merokok, baik setiap hari (21,24 persen) maupun tidak setiap hari (2,19 persen).

Sementara itu Staf Ahli Gubernur Daerah Istimewa Yogyakara Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik, Maladi, yang mewakili Gubernur DIY menyampaikan dalam sambutannya menyebutkan jumlah Lansia di DIY merupakan tertinggi di Indonesia.

"Jumlah penduduk lanjut usia di DIY telah mencapai 16,25 persen menjadi yang tertinggi di antara semua provinsi di Indonesia. Rasio ketergantungan lanjut usia di daerah Yogjakarta bahkan mencapai 25,58 persen, yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif, harus menanggung 26 orang lanjut usia", kata Maladi.

Dalam rangkaian acara ini juga dilakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Kepala Perwakilan BKKBN DIY - Ketua Lazismu DIY, Penyerahan Bantuan Secara Simbolis kepada Lansia PJP dari Lazismu DIY, Launching Duta Lansia Istimewa, dan Penyerahan Sembako bagi Lansia dari Rumah Zakat.

KEYWORD :

BKKBN Lansia Bermartabat Hari Lanjut Usia Nasional Hasto Wardoyo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :