Selasa, 21/05/2024 12:03 WIB

Tentara Ukraina di Mariupol Belum Beri Sinyal Menyerah

Beberapa jam setelah batas waktu 03:00 GMT, tidak ada tanda-tanda menyerah oleh pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal yang menghadap ke Laut Azov.

Anggota pasukan pro-Rusia memeriksa jalan-jalan selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina, pada 7 April 2022. (Foto: REUTERS/Alexander Ermochenko)

KVIV, Jurnas.com - Tentara Ukraina menentang ultimatum Rusia untuk meletakkan senjata pada Minggu di pelabuhan Mariupol yang hancur, yang menurut klaim Moskow hampir sepenuhnya direbut pasukannya.

Merebut Mariupol, pelabuhan utama di Donbas, akan menjadi hadiah strategis bagi Rusia, menghubungkan wilayah yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia di timur dengan wilayah Krimea yang dicaplok Moskow pada 2014.

Rusia mengatakakan, pasukannya telah membersihkan daerah perkotaan dari Mariupol.

Beberapa jam setelah batas waktu 03:00 GMT yang ditetapkan pasukan Rusia, belum ada tanda-tanda menyerah oleh pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal yang menghadap ke Laut Azov.

Mengutip penyadapan radio, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, tentara Ukraina yang dikepung, termasuk 400 "tentara bayaran asing", mendapat perintah untuk menembak siapa pun di antara mereka yang ingin menyerah.

Hingga kini belum ada pernyataan dari pemerintah Ukraina.

Setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara, militer Rusia telah memfokuskan kembali serangan daratnya di wilayah Donbas timur sambil mempertahankan serangan jarak jauh di tempat lain termasuk ibu kota, Kyiv.

Sekitar 4 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara itu, kota-kota telah hancur dan ribuan orang meninggal.

"Penjajah akan bertanggung jawab atas semua yang mereka lakukan di Ukraina," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di akun Telegramnya, mengunggah gambar kehancuran yang katanya mirip dengan "masa mengerikan" Perang Dunia II.

 

Zelenskyy menuduh Rusia sengaja berusaha untuk menghancurkan semua orang di Mariupol dan mengatakan pemerintahnya berhubungan dengan para pembela. Namun ia tidak menanggapi klaim Moskow bahwa pasukan Ukraina tidak lagi berada di distrik perkotaan.

Kota itu telah menyaksikan beberapa pertempuran paling sengit dan penderitaan warga sipil terburuk sejak invasi 24 Februari, dengan mayat-mayat berserakan di puing-puing dan ribuan orang berjongkok dalam kondisi mengerikan di bawah tanah.

Pabrik baja kota, salah satu pabrik metalurgi terbesar di Eropa dengan labirin rel kereta api dan tungku ledakan, telah menjadi tempat terakhir bagi para pembela yang kalah jumlah.

"Semua yang meletakkan senjata dijamin selamta," kata Kementerian Pertahanan Rusia, menambahkan bahwa para pembela dapat meninggalkan pabrik pada pukul 10 pagi tanpa senjata atau amunisi.

Tidak diketahui berapa banyak tentara yang berada di pabrik baja. Gambar satelit telah menunjukkan asap dan api yang datang dari daerah itu, yang penuh dengan terowongan.

Rusia menyebut tindakannya sebagai operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membasmi apa yang disebutnya nasionalis berbahaya yang didukung oleh aliansi militer ekspansionis NATO. Barat dan Kyiv menuduh Presiden Vladimir Putin melakukan agresi tanpa alasan.

Rusia mengatakan Ukraina telah kehilangan lebih dari 4.000 tentara di Mariupol pada Sabtu. Kyiv mengatakan total kerugian pasukannya secara nasional sejauh ini dalam perang kurang dari itu, antara 2.500 dan 3.000.

Namun hingga kini, media belum dapat memverifikasi angka kedua belah pihak.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Mariupol Invasi Rusia ke Ukraina Volodymyr Zelenskyy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :