Selasa, 21/05/2024 10:14 WIB

Kementan Serap 62,5 Ton Telur dari Peternak UMKM

Pada tahap pertama telah diserap sebanyak 30 ton dan sisanya sebanyak 32.5 ton akan diserap pada tahap selanjutnya. Lokasi sentra penyerapan telur terdiri dari Provinsi Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo pada saat memberikan keterangan pers di halaman Parkir depan Auditorium Gedung F, Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyerap 1 juta butir telur atau sekitar 62,5 ton peternak usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk perbaikan gizi aparatul sipil kementan, yayasan panti asuhan, dan yatim piatu.

"Dengan kondisi telur di bawah harga pokok akibat salah satunya adalah pandemi dan daya beli yang turun, maka Kementan hari ini memulai untuk menyerap telur peternak UMKM," kata  Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, Jakarta, Senin (1/11).

Lebih lanjut Nasrullah mengatakan, telur tersebut diserap dari para UMKM yang berada di sentra telur wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Lampung dengan harga Rp 19 ribu per kg.

Dari total 62,5 ton tersebut, pada tahap pertama telah disalurkan sebanyak 30 ton untuk diberikan kepada para aparatur sipil Kementan, yayasan, panti asuhan, serta bebagai pihak yang membutuhkan.

"Hari ini telah tiba sebanyak 30 ton untuk selanjutkan dibagikan kepada karyawan sebagai bentuk perbaikan gizi," ujar dia.

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengklaim bahwa harga telur ayam sudah berangsur normal di daerah. Dia menyebut harga sudah mulai menyentuh Rp 17.000 per kg. 

"Setelah beberapa intervensi kita lakukan alhamdulillah secara bertahap harga sudah mulai naik. Kemarin saya cek Rp 17.000 ribu di daerah. Jadi sudah mulai mendekati harga stabil yang kita harapkan," ujarnya.

Dia mengakui, akibat mekanisme pasar dan distribusi telur antardaerah, harga telur ayam ras fluktuatif atau berubah-ubah. Terlebih, adanya kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)  pengaruhi konsumsi telur ayam ras mengalami penurunan.

Padahal, potensi produksi telur ayam ras pada Oktober sebanyak 426.241 ton dan kebutuhannya 377.744 ton. Jumlah ini berpotensi membuat surplus sebanyak 48.497 ton. Pada 2021 sendiri produksi telur ayam diperkirakan mencapai 5,52 juta ton dengan tingkat konsumsi sebesar 5,48 juta ton.

"Maka kami pemerintah turun tangan untuk berupaya mengatasi harga telur dengan melakukan penyerapan 1 juta telur. Agar mengembalikan stabilitas harga," ujar Syahrul.

KEYWORD :

Perbaikan Gizi Penyerapan Telur UMKM Syahrul Yasin Limpo Nasrullah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :