Selasa, 21/05/2024 09:49 WIB

Ketua Komisi IV Pertanyakan Kementan Soal Tindak Lanjut Vaksin PMK

Saya tidak minta (penjelasan) Sekjen (Kementan) lebih dulu, tetapi saya minta (penjelasan) saudara Dirjen PKH. (Bagaimana) tindak lanjut mengenai (yang) anda katakan (tentang) vaksin (PMK).

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin. (Foto: Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Komisi IV DPR RI mempertanyakan kembali kinerja Kementerian Pertanian, khususnya Direktur Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) dalam penyediaan vaksin untuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Menurut Ketua Komisi IV DPR, Sudin, permasalahan mengenai PMK ini harus segera menemukan titik terang, mengingat sekitar satu bulan lagi akan menghadapi Idul Adha

“Saya tidak minta (penjelasan) Sekjen (Kementan) lebih dulu, tetapi saya minta (penjelasan) saudara Dirjen PKH. (Bagaimana) tindak lanjut mengenai (yang) anda katakan (tentang) vaksin (PMK),” tegas dia saat RDP bersama Eselon I Kementan di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6).

“(Vaksin PMK) Ini yang menjadi fokus kami, jadi jangan dianggap enteng. Hari ini dari subuh kira-kira ada 50 WhatsApp masuk ke saya sampai ada yang nangis, sapinya tiga ekor mati dua tinggal satu mau Iduladha. Tampaknya Kementerian Pertanian, (Ditjen) PKH santai aja kok, enggak ada gerakan,” imbuhnya.

Politisi PDIP itu menambahkan, untuk menghadapi Idul Adha, setidaknya dibutuhkan hewan ternak sapi dan kambing dalam jumlah besar, kurang lebih 1,6 juta.

“Jangan sampai hal ini berdampak pada kesediaan pasokan ternak dan stabilitas harga yang nantinya akan merugikan peternak sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen,” imbuh Sudin.

Direktur PKH Kementan Nasrullah pun menjelaskan mengenai vaksin yang akan digunakan untuk menangani PMK. Vaksin darurat sebesar 3 juta dosis yang bersumber dari APBN PKH, berasal dari Perancis dan estimasi kedatangan minggu kedua Juni 2022. Kemudian dari mitra, mitra dari FAO 12 Juni. Kerja sama Australia 500 ribu sampai 1 juta, Brazil 100 ribu sampai 1 juta, Selandia Baru 100 ribu dosis estimasi akan masuk 1 Juli 2022.

“Untuk pengembangan vaksin di Pusat Veteriner Farma, saat ini lagi proses untuk persiapan, dan estimasi akan dimulai di bulan agustus-september 2022,” kata Nasrullah.

Hitungan vaksin kebutuhan tahun 2022 kurang lebih 17 juta. Untuk cakupan 80 persen dari populasi provinsi terdampar dan frekuensi vaksinasi sebanyak 3 kali, 2 kali tahun 2022 dan 1 kali di tahun 2023. Kebutuhan vaksin untuk tahun 2022 sebanyak 27,2 juta dosis.

 

 

 

KEYWORD :

Warta DPR Ketua Komisi IV vaksin PMK Sudin Kementan Idul Adha




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :