Jum'at, 19/04/2024 18:21 WIB

Kasus Wahyu Setiawan, KPU Bisa Kehilangan Kepercayaan dan Muncul Persepsi `Gampang Dibeli`

Wahyu Setiawan

Jakarta, Jurnas.com - Kasus dugaan suap penetapan pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR 2019-2024 yang menjerat Komisioner KPU Wahyu Setiawan berpotensi menghilangkan marwah dan kepercayaan (distrust) publik terhadap integritas KPU.

"Tentu institusi itu bisa kehilangan kepercayaan, distrust, dari yang selama ini KPU trust-nya bagus," kata Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago kepada wartawan, Jumat (10/01/2019).

"Satu orang itu bisa mengurangi trust itu, kepercayaan terhadap integritas KPU nya. Jadi kalau kita bicara distrust terhadap institusi tetap ada, nggak mungkin nggak," sambung Pangi.

Selain itu, kata Pangi, kasus Wahyu juga bisa memunculkan persepsi di masyarakat bahwa demokrasi indonesia sangat rapuh dan sangat bergantung dengan uang. Sebab, KPU RI merupakan lembaga penyelenggara pemilu.

"Nanti persepsi, pandangan publik menilai bahwa KPU ini gampang dibeli," katanya.

"Bahwa permainan-permainan itu tidak hanya di komisioner di daerah, kabupaten, kota, provinsi, tetapi di KPU RI saja masih bisa di gonta-ganti. Contoh PAW ini kan main dengan komisionernya menggonta-ganti orang," sambung Pangi.

Akibat dari ketidakpercayaan publik terhadap KPU, lanjut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini, juga dapat mengganggu legitimasi terhadap pemimpin yang terpilih melalui Pemilu ataupun Pilkada.

"Karena kalau KPU nya hilang kepercayaan publik terhadap institusi penyelenggara pemilu, maka secara tidak langsung legitimasi terhadap pemimpin yang terpilih itu terganggu sebenarnya. Karena legitimasi itu sangat dibutuhkan," ucap dia.

"Orang yang punya kekuasaan itu pasti punya legitimasi yang kuat, tapi kalau legitimasinya diambil rakyat karena ketidakpercayaan pada penyelenggara pemilunya maka agak repot kedepannya," sambung Pangi.

Karenanya, Pangi mengingatkan agar kasus yang menimpa Wahyu menjadi alarm bagi KPU untuk segera berbenah dan bekerja lebih keras lagi dalam mengembalikan kepercayaan publik.

"Terutama bagaimana kedepannya KPU membangkitkan dari distrust menjadi trust building itu. Membangun kepercayaan publik itu yang penting. Karena kepercayaan itu nggak bisa dibeli, itu kan mahal sekali," jelas Pangi.

"Institusi itu kan yang penting rohnya ada pada kepercayaan itu. Kalau kepercayaan publik itu hilang maka KPU harus bekerja keras lagi untuk merebut kepercayaan itu, apalagi menjelang Pilkada serentak 2020," tegas pangi

KEYWORD :

KPU Wahyu Setiawan Pangi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :