Rabu, 24/04/2024 08:44 WIB

Pernikahan Vokasi dan Industri Harus Mengacu "New Normal"

Di antaranya, kampus-kampus vokasi diminta untuk berkolaborasi dengan industri agar menghasilkan karya-karya riset terapan, yang mendukung tanggap darurat Covid-19.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud Wikan Sakarinto (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mendorong perguruan tinggi vokasi dan industri untuk duduk bersama dalam mengantisipasi normal baru atau `New Normal` pasca pandemi virus corona baru (Covid-19).

Di antaranya, kampus-kampus vokasi diminta untuk berkolaborasi dengan industri agar menghasilkan karya-karya riset terapan, yang mendukung tanggap darurat Covid-19.

"Bagaimana kurikulum dan skema pencapaian kompetensi sumber daya manusia dirancang bersama. Jadi, perubahan industri bergeser ke kondisi kenormalan baru, juga harus diikuti dinamikanya oleh kampus dan kurikulumnya," terang Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemdikbud, Wikan Sakarinto kepada media dalam konferensi video pada Rabu (27/5).

Wikan melanjutkan, pihaknya saat ini sedang menggenjot terwujudnya paket pernikahan antara vokasi dan industri. Paket tersebut terdiri dari: Pertama, kurikulum yang disusun bersama industri, di mana materi training dan sertifikasi di industri masuk resmi ke dalam kurikulum di kampus;

Kedua, dosen tamu dari industri rutin mengajar di kampus;

Ketiga, program magang yang terstruktur dan dikelola bersama dengan baik;

Keempat, komitmen kuat dan resmi pihak industri menyerap lulusan.

Kelima, program beasiswa dan ikatan dinas bagi mahasiswa;

Keenam menjembatani program di mana pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri yang diperlukan kepada para dosen sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh pihak industri;

Ketujuh, sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh pendidikan tinggi bersama industri;

Kedelapan, penelitian bersama; dan berbagai program `pernikahan` lainnya.

"Paket pernikahan nomor 1 sampai dengan nomor 6 adalah paket pernikahan minimum. Paket nomor 7 sangat diharapkan terwujud, serta nomor 8 dan seterusnya, sangat baik bila terwujud," kata Wikan.

Selain riset terapan, kampus juga didorong untuk melakukan program-program pengabdian masyarakat berbasis teknologi terapan untuk berperan dalam meringankan beban masyarakat selama pandemi berlangsung.

Wikan menambahkan, saat ini sudah terjadi beberapa pernikahan antara kampus dengan industri pengguna lulusannya, bahkan ada yang sudah mencapai "Paket Pernikahan" yang lengkap.

Salah satu contoh yang sudah melaksanakan skema lengkap di atas adalah PT. PLN Persero bersama Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS), Sekolah Vokasi UGM, dan Sekolah Vokasi UNDIP.

Dari pernikahan tersebut, muncul program studi (prodi) Sarjana Terapan (D4) Teknik Elektro, yang khusus berfokus pada teknologi distribusi atau jaringan listrik.

KEYWORD :

Pernikahan Vokasi Wikan Sakarinto Kemdikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :