PM Australia, Malcolm Turnbull
Sidney - Pemerintahan Australia berjanji meningkatkan kemampuan keamanan siber Vanuatu dengan perjanjian keamanan. Yakni dengan upaya meningkatkan diplomasi menangkal pengaruh China yang meningkat.
Ketegangan memicu hubungan dingin di antara dua mitra dagang itu, dengan titik terendahnya Australia menuduh China ikut campur dalam urusan dalam negeri pada akhir tahun lalu. Juga mengumumkan tindakan keras terhadap campur tangan asing sebagai tanggapannya.Pada April, Australia menyatakan "keprihatinan besar" terhadap laporan bahwa Vanuatu dan China dalam pembicaraan untuk membangun kehadiran militer China di negara Pasifik itu. Namun, laporan itu kemudian dibantah kedua pihak.Dalam kunjungan Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai ke Canberra, Australia menawarkan bantuan pendidikan senilai Rp197 miliar dan mengatakan akan membelanjakan sekitar Rp4,2 miliar untuk mengembangkan kebijakan siber dan keamanan Vanuatu.Baca juga :
Indonesia dan Australia Bahas Utilisasi CEPA
Kunjungan tersebut dilakukan di tengah upaya Australia untuk meningkatkan bantuan ke kawasan Pasifik dan diikuti kunjungan serupa ke Canberra oleh perdana menteri Kepulauan Solomon, yang mendapatkan bantuannya untuk membangun jaringan internet bawah laut untuk negaranya."Ini kurang lebih tentang bantuan yang diumumkan dan lebih banyak tentang kunjungan yang benar-benar terjadi dan simbolisme itu," kata Jonathan Pryke, seorang ahli kebijakan luar negeri Kepulauan Pasifik kepada Lowy Institute, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Sidney.
Indonesia dan Australia Bahas Utilisasi CEPA
Siber Keamanan Australia China