Kamis, 18/04/2024 09:22 WIB

Hilang 2013, Pastor Italia Diduga Tewas Dihabisi ISIS

Imam Katolik asal Italia, Paolo Dall`Oglio yang dinyatakan hilang pada Juli 2013 lalu, dikaitkan dengan penemuan kuburan massal di Raqqa, Suriah baru-baru ini.

Islamic State Iraq and Syria (ISIS) menggelar parade di Raqqa pada bulan Juni 2014 (Photo credit: Reuters)

Damaskud, Jurnas.com - Imam Katolik asal Italia, Paolo Dall`Oglio yang dinyatakan hilang pada Juli 2013 lalu, dikaitkan dengan penemuan kuburan massal di Raqqa, Suriah baru-baru ini.

Dikutip dari Al-Arabiya, pastor Dall`Oglio sebelumnya dikenal publik atas upayanya mengeratkan hubungan antaragama di Suriah. Dia juga kerap menyampaikan kritik terhadap Presiden Bashar al-Assad.

Dan sebuah kuburan berisi setidaknya 100 mayat, yang dicurigai sebagai korban ISIS, ditemukan di Suriah utara, setelah media Italia melaporkan pada 26 Mei lalu.

Ada laporan yang saling bertentangan mengenai menghilangnya pemimpin Katolik yang saat itu berusia 58 tahun. Beberapa mengklaim Dall`Oglio terbunuh, sementara yang lain mengklaim dia masih hidup dan ditahan oleh para penculiknya.

Pastor Dall`Oglio pertama kali mengunjungi Suriah untuk belajar bahasa Arab pada 1980-an, dan bertanggung jawab atas pemulihan sebuah biara kuno di dekat ibu kota Damaskus, dan transformasinya menjadi pusat antaragama yang dikenal sebagai Biara Santo Musa, atau Deir. Mar Musa dalam bahasa Arab.

Dall`Oglio menyelenggarakan seminar dialog antaragama dan komunitas para pastor dan susternya "tanpa lelah berusaha untuk memfasilitasi hubungan antaragama yang lebih baik di Suriah, mempekerjakan pekerja dari semua latar belakang, dan merayakan festival Kristen dan Muslim," menurut Shaun O`Neill, yang bertemu Dall `Oglio pada 2011, tepat sebelum perang saudara.

Penulis buku A Church of Islam: The Calling Syria of Father Paolo Dall`Oglio itu juga mengatakan bahwa Pastor Dall`Oglio selalu terbuka dan selanjutnya "memberi perlindungan kepada para pembangkang politik dan korban penyiksaan rezim sebelum dan selama Perang Sipil Suriah".

Ketika perang meletus pada 2011, hubungan harmonis antara Dall`Oglio dan Presiden Suriah Bashar al-Assad patah.

Dall’Oglio mengatakan kepada Al Arabiya dalam sebuah wawancara televisi 2012 menentang keras melawan praktik korupsi di negara tersebut.

Dia menganjurkan untuk transisi kekuasaan tanpa kekerasan di Suriah dan pembentukan tim 50.000 pengamat internasional. Kedua gagasan tersebut memicu ketegangan dengan Assad, dan menyebabkan pengusirannya dari Suriah.

"Saya tidak pernah menahan kebisuan saya di Suriah karena saya tidak cocok untuk diam. Saya berbicara karena negara itu tenggelam," ujar Dall`Oglio pada Juni 2012.

"Orang-orang hidup dalam tantangan perang saudara, orang-orang saling membantai di jalan-jalan yang didukung oleh siapa pun yang mendapat manfaat dari ini untuk melindungi rezim lama," kata Dall`Oglio. Dia menambahkan sebagai seorang biarawan, ia berkomitmen untuk tidak mendukung kekerasan.

"Suriah harus menjadi negara damai alih-alih menjadi cincin tinju bagi pejuang revolusioner Iran," tambah Dall’Oglio merujuk pada kehadiran militer Iran, pelatihan, dan pendanaan di negara itu.

Diketahui, Iran telah menghabiskan lebih dari US$16 miliar sejak 2012 untuk mendukung al-Assad dan mitra dan proksi lainnya di Suriah, Irak, dan Yaman, menurut laporan 2018 oleh Kelompok Aksi Iran Departemen Luar Negeri AS.

Hilangnya Dall`Oglio

Setelah Dall’Oglio diusir dari Suriah pada Juni 2012, ia akhirnya kembali di bawah perlindungan Tentara Suriah Merdeka dan kelompok-kelompok oposisi lainnya.

Rincian menghilangnya Dall`Oglio di Raqqa pada Juli 2013 masih belum lengkap, menurut O`Neill, yang mengatakan bahwa Dall`Oglio berada di Suriah untuk "menegosiasikan pembebasan tahanan politik seperti yang telah dilakukannya berkali-kali sebelumnya."

"Tapi ada yang tidak beres. ISIS melanggar batas kota saat ini," kata O`Neill.

ISIS menjadikan Raqqa sebagai ibu kota de facto pada 2014, satu tahun sebelum dua imam Kristen lainnya diculik di daerah itu, dan tepat sebelum Dall’Oglio hilang.

"Pastor Paolo tahu betul meningkatnya risiko menjadi seorang tokoh agama di daerah-daerah ini. Dia tahu apa yang dipertaruhkan," ungkap O`Neill.

Dan sekarang, pengungkapan kuburan massal di Raqqa, yang diyakini sebagai korban ISIS, dapat memberikan petunjuk tentang keadaan nasib Dall`Oglio.

Pihak berwenang Suriah telah menemukan kuburan massal di Raqqa sejak ISIS diusir dari kota tersebut pada 2017 lalu.

Jika dapat dipastikan jasad Dall’Oglio ada di kuburan massal di Suriah ini, maka kematiannya dapat menjadikannya "seorang martir bagi oposisi karena ia terus menjadi duri di pihak partai Ba`ath," kata O`Neill.

"Dall’Oglio memegang semua kekuasaan (negara dan agama) yang dia pertanggungjawabkan, dan tanpa henti mencoba mengatakan yang sebenarnya. Tampaknya dia membayar harga tertinggi untuk keterusterangannya," tandas O`Neill.

KEYWORD :

Dall Oglio Pastor Italia Kelompok ISIS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :