Sabtu, 20/04/2024 06:01 WIB

Atasi Kebutuhan Pangan Masyarakat Kota, Penyuluh Malang Gencarkan Urban Farming

Warga kota bisa menghasilkan sayur sendiri melalui inovasi pertanian hidroponik dengan memanfaatkan paralon dan ember bekas.

Urban farming. (Foto: Ist)

Batu, Jurnas.com - Virus corona (COVID-19) yang melanda Tanah Air tidak menyurutkan semangat para pelaku sektor pertanian untuk tetap produktif dalam menyediakan kebutuhan pangan.

Ikatan Widyaiswara Malang bersama penyuluh pertanian di antara pelaku sektor yang terus melakukan pendampingan masyarakat kota di wilayahnya untuk memberdayakan lahan pekarangan terbatas sebagai sumber pangan.

Pontjo Tri Andajani, salah satu Widyaiswara Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Batu yang menggagas kegiatan ini mengatakan bersama Widyaiswara lainnya termasuk dari BBPP Ketindan serta penyuluh pertanian melakukan kegiatan ke beberapa titik sasaran di Kota Malang.

Hal ini bertujuan untuk membangun dan menguatkan ketahanan pangan masyarakat, terutama di kantung-kantung rawan pangan, menghadapi pandemi COVID-19.

"Tidak dipungkiri, dampak dari wabah COVID-19 ini melemahkan segala sektor termasuk ketersediaan pangan harian. Dengan mengindahkan protokol bebas COVID-19, serta dukungan dan partisipsi aktif masyarakat, diharapkan kegiatan urban farming ini mampu menjadi salah satu solusi masalah ketersediaan pangan," ujarnya.

Sementara itu, penyuluh dari BPP Kedung Kandang, Kota Malang, Gatut Hidajat menyampaikan warga kota bisa menghasilkan sayur sendiri melalui inovasi pertanian hidroponik dengan memanfaatkan paralon dan ember bekas.

"Karena menyangkut kebutuhan pokok. Dengan lingkungan yang lahannya terbatas urban farming kami harap dapat membantu mempercepat distribusi dan kemandirian bahan pangan di perkotaan," ujar Gatut.

Respon masyarakat mendapatkan pendampingan ini sangat positif. Pondok Yatim dan Dhuafa Darul Jundi, Rampal kota Malang salah satu yang mendapatkan pendampingan pada Minggu, (19/4) lalu dengan komoditas sayur dan tanaman herbal kebutuhan harian rumah tangga.

Menurut Sholeh, Pimpinan Pondok Yatim Piatu dan Dhuafa Darul Jundi, dengan adanya kegiatan ini kebutuhan kami sehari-hari terutama untuk sayuran bisa tercukupi.

"Kami jadi tidak perlu lagi membeli seperti dulu. Terima kasih kami kepada Kementerian Pertanian dan para penyuluh, widyasiwara serta semua yang terlibat dalam kegiatan ini," kata Sholeh.

Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo selalu menegaskan masalah pertanian adalah tanggung jawab semua pihak. Karena itu tidak boleh lengah sedikit pun untuk menghadirkan upaya-upaya maksimal dalam mencapai ketersediaan pangan.

Imbauan itu dipertegas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama.

"Pangan kunci utama, hidup matinya suatu bangsa ada di pangan. Saat ini pejuang melawan COVID-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian, Petani dan Penyuluh harus bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.

 

KEYWORD :

Virus Corona Penyuluh Pertanian Urban Farming




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :