Kamis, 18/04/2024 22:51 WIB

Filosofi Kemenangan Ketua KPK, Firli Bahuri Di Ilhami dari Olahraga Tenis

Firli menceritakan, olahraga sebagai cara membebaskan diri dari padatnya rutinitas kerja.
Menurutnya, olahraga membuatnya bisa lebih berekspresi bebas secara positif.
“Hahaha.. saya senangnya gini ya diolahraga itu kita bisa berteriak, mengekspresikan gaya, kalau pukulan bagus itu bisa “iyesssss”, itu kan pelampiasan ekspresi kita. Dikantor kan gak mungkin kita melakukan yang seperti itu,

Ketua KPK, Firli Bahuri usai olahraga Tenis (Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Meski tercatat lahir pada 8 November 1963, Namun, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri mengaku tidak bisa memastikan apakah tanggal lahirnya tersebut sudah benar atau belum.

Firli dilahirkan di Desa Lontar, Kecamatan Muarajaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, ditengah luasnya perkebunan karet dengan orang tua berprofesi sebagai petani karet. Apabila kedua orang tua ditanya tanggal lahir Firli, maka akan dijawab, “dihari yang sama saat pohon karet itu ditanam”.

Ditengah keterbatasan akses dan ekonomi saat itu, membuat prosesi kelahiran Firli dilakukan dirumah pribadi tanpa bantuan seorang ahli seperti dokter atau bidan.

Kelahiran Firli berlangsung dramatis, pasalnya ibu Firli melahirkan dirinya hanya dibantu suami atau ayah Firli. Nama Bahuri adalah nama Bapak Firli.

Sukses sebagai Kapolda Palembang hingga diangkat menjadi Kabaharkam Polri, karir Firli Bahuri di Kepolisian Negara Republik Indonesia terbilang gemilang.

Pernah bertugas sebagai Deputi Bidang Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi, memotivasi dirinya hingga terpilih sebagai pimpinan lembaga anti-rasuah tersebut.

Komisaris Jenderal Polisi itu dimasa-masa tersulitnya bahkan pernah berjualan kue buatan Ibunya dan pergi sekolah tanpa punya sepatu.

Ditempa oleh pahitnya kehidupan tidak membuat Firli patah arang, namun terus melaju. Empat kali tidak lolos proses seleksi Akademi Kepolisian ( Akpol ), Firli akhirnya menjadi bagian dari Akpol tahun 1990.

Diawal pendidikan Akpol Firli sudah menunjukan sisi kepemimpinannya, ia terpilih sebagai Komandan Resimen Taruna. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas taruna diluar jam kuliah, seorang Komandan Resimen Taruna mengurus program pengasuhan dan program olahraga umum. Awal kepemimpinan Firli sebagai Komandan Resimen menjadi awal, kesukaan Firli pada olahraga Tenis Lapangan dan Bulu Tangkis.

Firli menceritakan, olahraga sebagai cara membebaskan diri dari padatnya rutinitas kerja.

Menurutnya, olahraga membuatnya bisa lebih berekspresi bebas secara positif.

“Hahaha.. saya senangnya gini ya diolahraga itu kita bisa berteriak, mengekspresikan gaya, kalau pukulan bagus itu bisa “iyesssss”, itu kan pelampiasan ekspresi kita. Dikantor kan gak mungkin kita melakukan yang seperti itu," kata Firli sambil tergelak tawa.

Rutinintas olahraga pun membuat Firli tetap terhubung dengan rekan-rekan tenisnya, meski hanya terbatas dalam agenda berolahraga diakhir pekan.

Teknik pukulan tenis lapangan Firli dikenal bergaya landai dan tipis, sehingga menyulitkan lawan.

Kepiawain Firli tidak terlepas dari peran sang guru tenis, yaitu legenda atlet tenis lapangan Indonesia, Surharyadi.

Suharyadi tercatat mengharumkan nama Indonesi pada Asian Games 1990 di Beijing dalam nomor ganda campuran dan meraih medali emas.

Setelah Firli dilantik menjadi ketua lembaga anti rasuah pada 21 Desember 2019 lalu, tentu saja hal ini membuat segala aktivitasnya menjadi sorotan, termasuk dalam hal pergaulan.

“Olahraga memang membangun dan memelihara silaturahmi, kawan-kawan pemain tenis ini kan tidak mungkin dia datang ke kantor saya, saya juga tidak mungkin meluangkan waktu khusus untuk ketemu mereka ditempat lain. Jadi saya kira ini adalah tempat umum, untuk berolahraga dan bertemu kawan-kawan tenis," kata Firli.

Jiwa kompetitif Firli bisa terlihat dari caranya memandang kemenangan sebuah pertandingan.

"Setiap pertandingan itu pasti ada menang dan kalah, tetapi tidak ada orang yang ingin bertanding dengan target kalah, pasti ingin menang. Kalaupun harus kalah jangan terlampau jauh, kalau ibarat tenis kalah nya tie break, 10-9 atau 7-6," ujar Firli.

Bagi Firli hal tersebut bisa dilakukan dalam kompetisi apapun dalam kehidupan umum, sehingga tidak tertinggal dalam prestasi.

Selain jiwa kompetitif, pada sela-sela olahraga rutinnya diakhir pekan, Firli yang cukup berpengalaman dalam menghadapi beragam situasi yang sulit membagikan tips bagaimana menghadapi rintangan dalam hidup.

Diketahui, beberapa situasi sulit pernah dihadapi Firli, Misalnya, saat terpilih sebagai Ketua KPK, media memberitakan sekitar 500 pegawai KPK membuat pernyataan menolak Firli sebagai calon Ketua KPK. Namun, hal tersebut tidak tampak kepermukaan pasca Firli dilantik.

Firli juga mengawali masa tugas bersilaturahmi dengan seluruh jajaran di KPK. Pada dokumentasi agenda silaturahmi perdana Ketua KPK terpilih dengan seluruh pegawai KPK terlihat hangat.

Saat ditanya bagaimana tanggapan terkait penolakan yang sempat menyeruak tersebut, Firli mengibaratkan kondisi tersebut dengan hobi tenisnya.

“Kalau saya mau tau tentang dunia bulu tangkis, saya harus belajar bulu tangkis. Kalau saya mau tahu dunia tenis, saya harus belajar tenis," ujar Firli.

Firli juga memberikan kata-kata mutiaranya tentang rintangan yang biasa dihadapi siapapun dalam sebuah proses.

"Tidak akan ada masalah yang akan membunuh kita. Tetapi masalah itu akan datang silih berganti, justru akan membuat kita dan menjadikan kita lebih kuat," ujar Firli.

Menurut Firli, olahraga mengajarinya cara memanfaatkan kesempatan seperti pada suatu pertandingan, dimana tidak akan ada pertandingan lainya yang sama lagi.

"Kalau kita bisa menang hari ini, jangan pernah kita menunda untuk esok hari, karena esok hari belum tentu kita bisa menang. Gunakanlah kesempatan itu dengan sesungguhnya, sekeras - kerasnya dan supaya ada manfaatnya bagi diri anda sendiri dan orang lain," ujar Firli.

Firli kecil kini telah menjadi seorang Komisari Jenderal, hasil perjuanganya melawan keterbatasan telah mendorongnya duduk di sejumlah jabatan strategis, hingga mengantarkan dirinya sebagai Pimpinan Ketua KPK.

“Dahulu olahraga saya itu lari pulang pergi ke ladang, jalan kaki pulang pergi sekolah," ujar Firli.

Hal tersebut menggambarkan sebuah proses panjang dari sebuah perjalanan karir. Proses tersebut tentu saja didapat dengan persiapan yang matang.

"Setiap hari saya terus memperbaiki diri saya, tidak hanya bangun pagi, karena itu dilakukan semua orang, semua taruna. Semua hal saya perbaiki agar lebih baik lagi, saya perbaiki satu per satu," ujar Komjen Firli.

Semangat perbaikan tersebut dikatakan Firli akan sejalan dengan tugas pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia.

KEYWORD :

Firli Bahuri KPK Tenis Badminton Kisah sukses




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :