Jum'at, 19/04/2024 08:21 WIB

Dicekal AS Jualan Aksesoris, Huawei Ajukan Petisi

Dalam petisinya, Huawei mengatakan bahwa larangan yang diberlakukan bulan lalu tersebut, gagal membuktikan klaim bahwa Huawei dan ZTE adalah ancaman. Karenanya, pelarangan dianggap melanggar hukum.

Logo Huawei (Foto: China Daily)

Washington, Jurnas.com - Raksasa telekomunikasi China Huawei mengajukan petisi kepada pengadilan Amerika Serikat (AS), untuk membatalkan larangan yang mencegah perusahaan penerbangan di pedesaan AS, membeli peralatan dari perusahaan tersebut dan kompetitornya sesama China, ZTE.

Dalam petisinya, Huawei mengatakan bahwa larangan yang diberlakukan bulan lalu tersebut, gagal membuktikan klaim bahwa Huawei dan ZTE adalah ancaman. Karenanya, pelarangan dianggap melanggar hukum.

"Huawei adalah perusahaan China. Itu hanya alasan (Washington)," kata kepala petugas hukum Huawei Song Liuping pada konferensi pers di Shenzhen pada Kamis (5/12) dikutip dari AFP.

Petisi ke pengadilan AS menyusul gugatan yang diajukan oleh Huawei pada Maret lalu yang menyatakan tagihan pertahanan AS tahun 2019 "tidak konstitusional", karena melarang lembaga pemerintah membeli peralatan, layanan, atau bekerja dengan pihak ketiga yang merupakan pelanggan Huawei.

Kampanye AS melawan Huawei dimotivasi oleh kekhawatiran Washington, perusahaan itu sebagai ancaman keamanan potensial karena latar belakang pendiri dan CEO-nya Ren Zhengfei, merupakan mantan insinyur militer China.

Kekhawatiran meningkat karena Huawei telah kini menjadi pemimpin dunia dalam peralatan jaringan telekomunikasi, dan salah satu produsen ponsel pintar terkemuka.

Dan bila merujuk pada undang-undang China 2017, perusahaan China diwajibkan untuk membantu pemerintah dalam masalah keamanan nasional.

Karena itu, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk melarang perusahaan-perusahaan AS melakukan bisnis dengan Huawei.

Namun Trump telah menawarkan serangkaian penangguhan sementara bagi Huawei, untuk memungkinkan penyedia layanan yang mencakup daerah pedesaan terpencil, mematuhi larangan tersebut.

KEYWORD :

Huawei Amerika Serikat China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :