Perdana Menteri Libanon Saad Hariri bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dalam perjalanan dari Paris ke Beirut pada (22/11) (Foto:AFP)
Kairo - Presiden Abdel Fattah el-Sisi membeberkan kepada penyiar Amerika Serikat (AS), Mesir dan Israel bekerja sama melawan kelompok-kelompok bersenjata di Semenanjung Sinai. Wawancara itu menuai kecaman, dan diminta agar tidak dipublikasikan.
CBS, yang akan mengudarakan wawancara penuh pada Minggu di acaranya, 60 Minutes, mengatakan telah menolak permintaan pemerintah Mesir untuk tidak menunjukkan hasil wawancaranya itu.
Tidak disebutkan bagian mana komentar presiden yang ditentang Kairo, tetapi kerja sama dengan Israel, yang dengannya Mesir memiliki perjanjian damai 1979, tampaknya menjadi bagian yang paling diperdebatkan.Tahun lalu, Militer Mesir, membantah laporan media bahwa Mesir dan Israel bekerja sama melawan gerilyawan di Sinai utara, sebuah wilayah pegunungan dan gurun yang berbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza.Dilansir dari Al Jazeera, wilayah itu digunakan pasukan keamanan Mesir selama bertahun-tahun memerangi para pejuang, yang sekarang dipimpin Negara Islam Kelompok Irak dan Levant (ISIL) atau yang akrab di Indonesia dengan sebutan ISIS.
Iran Eksekusi Mati Pemimpin Perdagangan Manusia
Negara itu melawan kelompok-kelompok bersenjata yang bertentangan dengan pembatasan perjanjian damai mengenai jumlah pasukan dan senjata yang dimiliki Mesir di wilayah tersebut.
El-Sisi, sejak menjabat pada 2014, setidaknya telah dua kali dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pertemuan-pertemuan mereka hanya mendapat sedikit perhatian media di Mesir.Hingga saat ini, sebagian warga Mesi masih memandang Israel sebagai musuh bebuyutan mereka dan di mana serikat buruh dan sebagian besar partai politik dengan keras menentang "normalisasi" hubungan dengan Israel.
KEYWORD :Kelompok Teroris Timur Tengah Israel Mesir