Kamis, 25/04/2024 15:15 WIB

Kinerja OPEC Dinilai "Mandul"

Trump memperingatkan Eropa, Asia dan Timur Tengah segera berhenti mengimpor minyak Iran hingga nol sebelum 4 November atau menghadapi babak baru sanksi Amerika.

Ilustrasi kilang minyak

Jakarta - Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Iran, Hossein Kazempour Ardebili, menyoroti kinereja OPEC yang dinilai "mandul" dan mudah diintervensi negara lain.

"Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah mengubah OPEC menjadi instrumen Amerika Serikat (AS)," terang Kazempour, dilansir dari Tehran Time, Sabtu (14/9).

Di bawah tekanan Donald Trump untuk menurunkan harga minyak, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya mencoba untuk meningkatkan produksi untuk mengimbangi kekurangan dari pemotongan minyak Iran.

Amerika setelah keluar dari Kesepakatan nuklir Iran 2015, Trump memperingatkan Eropa, Asia dan Timur Tengah segera berhenti mengimpor minyak Iran hingga nol sebelum 4 November atau menghadapi babak baru sanksi Amerika.

Ia mendorong produsen minyak lain seperti Arab Saudi, anggota OPEC dan Rusia memproduksi minyak lebih banyak untuk menutupi kekurangan yang ada.

Meski ditekan bertubi-tubi, Iran tetap ngotot untuk mempertahankan dan tidak akan mengubah satu katapun pada kesepatan itu. Tehran yakin Paman Sam tidak dapat menutupi kekurangan akibat penghentian total dalam ekspor minyak Iran.

Menurut Kazempour, AS tidak dapat mencapai target ekspor nol karena pasar minyak sudah ketat dan "tidak adanya kapasitas cadangan di mana pun."

Kepada Reuters, Kazempour mencatat bahwa "kekurangan pasokan" berarti bahwa Paman Sam tidak akan dapat memotong ekspor minyak Iran sepenuhnya.

Bulan sebelumnya, seorang penasihat lama di Kementerian Energi Arab Saudi juga mengatakan, sanksi AS saat ini terhadap Iran tidak mungkin menghentikan ekspor minyak Iran sepenuhnya.

 

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat OPEC minyak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :