Sabtu, 20/04/2024 06:22 WIB

Iran Disebut Penghalang Arab Saudi Capai Visi 2030

Arab Saudi dan sekutu Teluknya, serta AS dan negara-negara lain, menuduh Iran mengekspor ideologi ekstremis dari ulama yang berkuasa dan mendukung gerakan teroris seperti Hizbullah dan Al-Qaeda untuk mengguncang tetangganya.

Duta besar Saudi yang baru untuk AS, Pangeran Khaled bin Salman (Foto: SPA)

Jeddah – Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Amerika Serikat menyebutkan, kunci mencapai Visi 2030 adalah Timur Tengah yang stabil, dan Salah satu tantangan Negeri Petro Dollar tersebut adalah destabilisasi regional Iran.

"Bentrokan visi ini adalah masalah dengan Iran. Kami memiliki Visi 2030. Mereka (Iran) memiliki Visi 1979," kata Pangeran Khaled bin Salman dalam diskusi panel di KTT E2 di AS.

Arab Saudi dan sekutu Teluknya, serta AS dan negara-negara lain, menuduh Iran mengekspor ideologi ekstremis dari ulama yang berkuasa dan mendukung gerakan teroris seperti Hizbullah dan Al-Qaeda untuk mengguncang tetangganya.

Iran juga disebut mempersenjatai milisi Houthi Yaman, yang berusaha mencabut pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

"Kami ingin memajukan wilayah ini. Tetapi mereka ingin wilayah itu mundur,” kata Hadi.

Ia mengatakan Arab Saudi tetap di jalur dengan Visi 2030, yang merupakan kebijakan sosial dan ekonomi  untuk membebaskan kerajaan dari ketergantungan pada ekspor minyak, dan  membangun masa depan ekonomi yang sejahtera serta berkelanjutan melalui program seperti mengembangkan tenaga kerja lokal dan memberdayakan perempuan untuk menjadi mitra yang lebih produktif dalam pembangunan bangsa.

"Kenyataannya, hampir 99 persen siswa Saudi yang lulus belajar di luar negeri kembali ke Arab Saudi," katanya.

"Orang-orang Saudi tidak mencintai negara mereka karena dimodernisasi. Tapi, mereka memodernisasi negara mereka karena mereka menyukainya," sambungnya.

Mengenai masalah pemberdayaan perempuan, Pangeran Khaled mencatat bahwa kepala Bursa Efek Saudi, juga dikenal sebagai Tadawul, adalah seorang wanita.

"Saya senang mendengar @NYSE baru saja menunjuk seorang wanita untuk pertama kalinya bulan lalu yang membutuhkan 226 tahun. Kami butuh 34 tahun, dan kami baru berusia 86 tahun," katanya, mengacu pada New York Stock Exchange.

KTT E2 tahunan menyatukan berbagai bagian dari pemimpin kebijakan bisnis, politik, dan global yang berpengaruh untuk membahas kekuatan dan masa depan kepemimpinan Amerika.

KEYWORD :

Visi 2030 Iran Arab Saudi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :