Jum'at, 19/04/2024 16:05 WIB

GMPG Anggap Setnov Kesankan Golkar dan DPR Milik Pribadi

Dikatakan Doli, dalam dua tahun terakhir dinamika dan rapat-rapat internal di partai berlambang beringin seperti halnya rapat di sebuah perusahaan.

Ketua DPR, Setya Novanto

Jakarta - Ketua Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia menyebut Setya Novanto seperti menganggap Golkar dan DPR  miliknya pribadi‎. Novanto tidak memperhatikan desakan kader di akar rumput yang memintanya mundur lantaran telah berstatus tersangka kasus korupsi proyek e-KTP dan telah dijebloskan ke jeruji besi.

‎Demikian disampaikan Doli dalam sebuah diskusi bertajuk `Beringin Diterpa Angin`, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11/2017).  Pasalnya, Novanto melalui dua pucuk surat yang ditulisnya dari dalam rutan, meminta agar tak dicopot dari posisi ketum Golkar dan Ketua DPR RI.

"Surat itu menunjukan Novanto menganggap Golkar dan DPR ini sebagai milik pribadi. Jadi seolah-seolah gini, kalau kita tonton film box office, kalau komisaris sakit dia kirim surat aja untuk dibacakan di depan komisaris,‎" kata Doli.

Dikatakan Doli, dalam dua tahun terakhir dinamika dan rapat-rapat internal di partai berlambang beringin seperti halnya rapat di sebuah perusahaan. Hal itu berbeda seperti era Akbar Tanjung. Di mana rapat berlangsung dinamis dan demokratis.

"Kalau dari prosedur ya memang mungkin dalam dua tahun terakhir ini rapat dinamis biasanya itu kaya rapat perusahaan. Kaya seminar baru disimpulkan," ucap dia.‎‎

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto menilai dua pucuk surat Novanto yang ditujukan kepada DPP Golkar dan Pimpinan DPR memperlihatlan posisi Novanto masih kuat. "Maka pesan komunikasi politik itu menurut saya posisi SN masih cukup kuat dalam konteks mempengaruhi putusan pleno," ucap Gun Gun.

Internal Golkar dikabarkan tengah dilanda kisruh. Utamanya ditenggarai pasca-penahanan Novanto di KPK terkait kasus korupsi e-KTP.

Menurut Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, Partai Golkar pernah melalui masa yang lebih sulit dibandingkan dengan pada hari ini. Bupati Purwakarta ini ‎menyebut bahwa permasalahan yang dialami partai Golkar saat ini masih normal.

"Tantangan yang dihadapi saat ini nggak begitu berat, biasa aja," kata Dedi dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, partai Golkar jauh mengalami masa-masa yang lebih sulit dari sekarang. Dikatakan Dedi, masa paling sulit yang dialami Golkar pada tahun 1998,1999 dan 2003. "Jauh dibanding Golkar tahun 98, 99 dan 2003. Golkar mendapat tekanan berat, dianggap bagian Orde Baru. Mempertahankannya berdarah-darah, benderanya dibakar," ucap Dedi.

Dedi menyebut bahwa saat ini, Golkar sebetulnya sudah bisa memahami diri dan melihat perkembangan zaman. Sehingga secara perlahan Golkar bisa kembali ke posisi atas.

"Yang menarik adalah ketika ada sentimen, publik respon dengan baik, berbenah untuk berubah, berarti publik ini memiliki harapan untuk pilih Golkar kembali. Maka harus cepat elit DPP memberikan respon. Ini aspirasi di akar rumput," ujar Dedi.

KEYWORD :

Setya Novanto Golkar DPR




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :