Sabtu, 20/04/2024 04:11 WIB

Parlemen Eropa Gelar Konferensi Kedudukan Wanita dalam Islam

Menurut draf yang dikeluarkan Kelompok Konservatif dan Reformis Eropa, liputan media dan persepsi umum wanita Muslim di Barat seringkali, meski tidak secara eksklusif, terkait dengan penindasan dan diskriminasi.

Ilustrasi Muslim Eropa (Foto: via MWN)

Tehran - Parlemen Eropa akan mengadakan konferensi dengan tema "Islam dan Perempuan" di Brussels, hari ini, 7 November 2017. Kegiatan yang disponsori partai konservatif dan reformis ini akan lebih banyak membahas kebebasan individu dan kesetaraan dalam agama.

Kantor berita Howzah melaporkan pada Senin (6/11), bahwa konferensi tersebut bertujuan untuk menceritakan kisah hidup wanita Muslim yang unik, aktif dalam politik, agama, masyarakat sipil dan perdagangan.

Menurut draf yang dikeluarkan Kelompok Konservatif dan Reformis Eropa, liputan media dan persepsi umum wanita Muslim di Barat seringkali, meski tidak secara eksklusif, terkait dengan penindasan dan diskriminasi.

Perkawinan paksa, kekerasan dalam rumah tangga, mutilasi alat kelamin dan tingkat partisipasi pasar kerja wanita paling rendah di dunia yang tercatat di wilayah Timur Tengah - Afrika Utara. Mereka menganggap wanita Muslim lebih pengting tinggal menjaga rumah. 

Namun, ini sangat berbeda dengan gambaran wanita terpenting dalam sejarah Islam - istri Nabi, Khadijah. Seorang wanita pengusaha yang tangguh, Khadijah sangat dihormati di antara anggota sukunya. Khadijah dua kali menjadi janda saat bertemu Nabi Muhammad SAW.

Khadijah berusia 40 tahun dan dan Muhammad berusia 25 saat mereka menikah, dan menjadi satu-satunya istrinya hingga ia meninggal. Ia adalah sumber dukungan finansial dan moral yang besar kepada Nabi Muhammad SAW saat memulai misinya sebagai utusan Tuhan.

Memperkenalkan konsep bahwa individu memiliki hak yang tidak dapat dicabut, Alquran sendiri menganugerahkan hak individu seperti hak milik, privasi, gerakan dan persamaan di depan hukum. Wanita khususnya diberi hak atas harta dan warisan. Mereka juga diizinkan untuk menerima atau menolak tawaran pernikahan.

Contoh di atas mengemukakan pertanyaan tentang apa sebenarnya "Islam sejati", juga kedudukan perempuan. Oleh karena itu sangat penting untuk membedakan antara interpretasi Islam mulai dari yang paling otoriter dan tidak fleksibel dan paling toleran dan inklusif.

KEYWORD :

Eropa Islam Wanita Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :