Sabtu, 27/04/2024 07:28 WIB

Covid-19 Tak Halangi China Luncurkan Roket Luar Angkasa

Pandemi virus corona baru (Covid-19) tidak menghalangi China meluncurkan roket dan prototipe pesawat ruang angkasa baru pada Selasa (5/5).
 

China meluncurkan roket March 5B pada Selasa (5/5) | Foto: Reuters

Beijing, Jurnas.com - Pandemi virus corona baru (Covid-19) tidak menghalangi China meluncurkan roket dan prototipe pesawat ruang angkasa baru pada Selasa (5/5).

Dikutip dari Channel News Asia, peluncuran prototipe tersebuut merupakan bagian dari ambisi Beijing untuk mengoperasi stasiun ruang angkasa permanen, dan mengirim astronot ke Bulan.

Roket Long March-5B lepas landas dari lokasi peluncuran Wenchang di pulau selatan Hainan. Dan delapan menit kemudian, prototipe pesawat ruang angkasa tak berawak berhasil dipisahkan, lalu memasuki orbit yang direncanakan.

Versi uji kapsul pengembalian barang juga berhasil dipisahkan dari roket, menurut keterangan media China, Xinhua.

Pesawat ruang angkasa itu diplot untuk mengangkut astronot ke stasiun ruang angkasa, yang China rencanakan akan selesai pada 2022, hingga akhirnya dapat menjelajah ke Bulan.

Suksesnya penerbangan perdana March-5B yang memiliki panjang 54 meter dan massa lepas landas 849 ton meyakinkan China, menyusul kegagalan model 7A pada Maret dan model 3B pada April.

"Pesawat ruang angkasa baru akan memberi China keuntungan di bidang penerbangan luar angkasa manusia atas Jepang dan Eropa," kata Chen Lan, seorang analis independen yang berspesialisasi dalam program luar angkasa China.

AS tidak lagi memiliki pesawat ruang angkasa sendiri sejak mempensiunkan pesawat ulang-alik pada 2011, dan mengandalkan Rusia untuk mengirim astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Beijing telah meluncurkan beberapa pesawat ruang angkasa sejak 1999. Pesawat ruang angkasa sebelumnya, Shenzhou, meniru model Soyuz Rusia.

"Itu tergantung seberapa ambisius program luar angkasa Tiongkok saat ini, tetapi misi di luar Bulan akan mungkin," kata Carter Palmer, analis sistem ruang angkasa dengan konsultasi Forecast International yang berpusat di AS.

Sementara perakitan stasiun ruang angkasa Tiangong, diperkirakan bakal dimulai tahun ini, dan selesai pada 2022 mendatang.

Stasiun ruang angkasa tersebut akan memiliki tiga modul, yakni tempat tinggal dan bekerja, serta dua modul untuk percobaan ilmiah.

China berencana untuk mengirim astronot ke Bulan dalam waktu sekitar satu dekade dan kemudian membangun pangkalan di sana.

Itu menjadi negara pertama yang mendarat di sisi jauh Bulan pada Januari 2019, menyebarkan baling-baling bulan yang telah menggerakkan sekitar 450 meter sejauh ini.

Misi besar berikutnya untuk Beijing adalah mendaratkan penyelidikan di Mars, dengan peluncuran yang diharapkan tahun ini.

"China telah menyusul AS di beberapa area luar angkasa seperti pengamatan bumi dan navigasi," kata Chen.

"Tetapi masih ada kesenjangan besar antara China dan AS dalam eksplorasi luar angkasa dalam dan penerbangan luar angkasa manusia," katanya, seraya menambahkan bahwa AS adalah "kekuatan luar angkasa terdepan hari ini, kemarin dan dalam waktu dekat."

KEYWORD :

Roket Luar Angkasa China Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :