Kamis, 18/04/2024 17:02 WIB

Uni Emirat Arab Maklumi Fluktuasi Harga Minyak

Sebelumnya, harga minyak mentah Brent turun di bawah USD70 per barel untuk pertama kalinya sejak April tetapi diperdagangkan di atas USD71 per barel pada Senin.

Ilustrasi kilang minyak

Abu Dhabi – Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) tak resah soal fluktuasi harga minyak mentah dunia. Menurutnya hal itu sudah wajar terjadi di pasar. Kota Pencakar Langit itu pun meminta agar tidak perlu bereaksi berlebihan.

"Negara kami tidak perlu bereaksi berlebihan terhadap penurunan harga minyak mentah dunia.  Minyak mentah adalah pasar yang dinamis," kata Menteri Energi UEA, Suhail al-Mazrouei, dilansir dari Al Jazeera.

Sebelumnya, harga minyak mentah Brent turun di bawah USD70 per barel untuk pertama kalinya sejak April tetapi diperdagangkan di atas USD71 per barel pada Senin.

Minyak mentah West Texas Intermediate juga turun ke level terendah dalam sembilan bulan, di bawah USD60 per barel,  diperdagangkan di atas USD61 pada Senin.

Di tempat yang sama, Menteri Energi Arab Saudi menyerukan pemotongan minyak global sebesar satu juta barel per hari (bpd) untuk menyeimbangkan pasar. Hal itu disampaikan sehari setelah Riyadh berencana memangkas produksi sebesar 500.000 bph dari Desember.

"Analisis teknis menunjukkan, kita memerlukan memangkas satu juta untuk menyeimbangkan pasar," kata Khalid Al-Falih kepada Energy Conference di Abu Dhabi pada Senin (12/11), dilansir Al Jaazera.

Rusia yang juga merupakan produsen utama minyak mentah dunia, sejauh cenderung masih mengamati perkembangan di pasaran."Saya tidak ingin fokus hanya pada pemotongan produksi," kata Menteri Energi Rusia Alexander Novak kepada Bloomberg, Senin.

"Tujuan akhir bukan memotong atau tidak memotong. Saya pikir kita harus menunggu dan melihat bagaimana pasar berlangsung karena tujuan utama kami adalah stabilitas pasar," tambahnya.

Sementara Assem Jihad, juru bicara menteri energi Irak, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa negaranya, juga anggota OPEC, berharap keputusan apa pun yang akan membantu menyeimbangkan dan menstabilkan pasar.

Ke-15 anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang termasuk Arab Saudi, sendirian memompa lebih dari sepertiga dari pasokan minyak mentah global.

"Setiap keputusan resmi mengenai pengurangan produksi global akan dilakukan pada pertemuan tingkat menteri untuk produsen OPEC dan non-OPEC di Wina pada awal Desember," terang Falih.

Produsen minyak akan terus mengevaluasi data pasar sebelum KTT Wina, tetapi jika kita perlu memangkas produksi sebesar satu juta bpd, kita akan lakukan," tambahnya.
 

KEYWORD :

Arab Saudi Minyak Mentah Uni Emirat Arab




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :