Jum'at, 19/04/2024 07:28 WIB

4 Fakta AS di Ambang Krisis Tenaga Kerja

Dengan melonjaknya permintaan tenaga kerja yang menyebabkan penurunan angka pengangguran, maka jumlah karyawan potensial juga ikut menyusut

Ilustrasi pekerja

New Yorik – Tren penurunan jumlah pengangguran di Amerika Serikat (AS) memang mematahkan prediksi sebagian besar ekonom. Namun prediksi lainnya kini muncul ke permukaan.

Dilansir dari Associated Press, dengan melonjaknya permintaan tenaga kerja yang menyebabkan penurunan angka pengangguran, maka jumlah karyawan potensial juga ikut menyusut. Hal ini diperkirakan memicu perang penawaran dan kenaikan upah.

Seperti data pada Juli lalu, perusahaan AS membukukan rekor 6,9 juta lowongan pekerjaan. Jumlah tersebut melebihi jumlah orang yang menganggur di AS.

Dan pada titik tertentu, banyak perusahaan, menurut AP akan merasa kehabisan pekerja terampil. Memang belum, namun empat sinyal kekurangan tenaga kerja tersebut sudah ada, di antaranya:

  1. Kenaikan gaji

Upah rata-rata per jam meningkat 2,8 persen dalam 12 bulan terakhir. Meski sejalan dengan tingkat inflasi, namun teorinya, ketika harga barang-barang naik, maka perusahaan perlu membayar lebih untuk menarik karyawan tetap bekerja.

Beberapa perusahaan sudah mengambil kuda-kuda. Amason mengumumkan upah minimum US$15 mulai November nanti. Sementara American Textile, meningkatkan pembayaran 3-4 persen setiap tahun, untuk mempertahankan 800 karyawannya.

  1. Menurunnya angka partisipasi kerja

Tingkat partisipasi kerja di AS, yang didefinisikan sebagai pekerja usia 25-54 tahun, ialah 81,8 persen per September 2018. Jumlah tersebut masih berada di bawah puncak partisipasi 84,6 persen pada Januari 1999. Angka ini sempat meningkat pada 2016 dan 2017 lalu, namun kembali berfluktuasi tahun ini.

  1. Ketidakcocokan antara pekerja dengan jenis pekerjaan

Jika sudah ada kekurangan pekerja terampil yang parah, maka ketidakcocokan besar kemungkinan terjadi antara pekerja yang tersedia dengan jenis pekerjaan yang dicari perusahaan.

Akan tetapi penelitian bulan oleh situs daftar pekerjaan menunjukkan, tingkat ketidakcocokan sudah menyempit sejak 2014 silam.

  1. Pertumbuhan pekerjaan melambat

Kepala Ekonom RSM Joe Brusuelas menyebut kekurangan pekerja terampil akan terjadi dalam waktu dekat. Kesimpulan itu didapatkan setelah melakukan penelitian mengenai perekrutan tenaga kerja selama 12 bulan terakhir.

Brusuelas mengatakan, hanya sedikit orang yang memasuki angkatan kerja, yang merupakan konsekuensi dari tingkat kelahiran yang lebih rendah.

Pada Juni lalu pertumbuhan angkatan kerja yakni 1,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun pada September 2018, pertumbuhan kerja dalam 12 bulan terakhir menjadi 0,52 persen.

KEYWORD :

Amerika Serikat Tenaga Kerja




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :