Jum'at, 19/04/2024 20:21 WIB

BPK Serahkan Laporan Opini WTP Kementan

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI) Prof DR Rizal Jalil, menyerahkan laporan hasil pemeriksaan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

Ketua BPK RI Prof DR Rizal Jalil, menyerahkan laporan hasil pemeriksaan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2017 yang diperoleh Kementerian Pertanian, kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian

Jakarta - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rizal Jalil, menyerahkan laporan hasil pemeriksaan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2017 yang diperoleh Kementerian Pertanian, kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (6/6).

"Ini adalah laporan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah (LKPP) Tahun 2017 oleh Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, dan UU Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 2017," jelasnya.

Dari keseluruhan hasil pemeriksaan BPK RI, hingga 31 Desember 2017 dari 1.126 rekomendasi, sebanyak 973 rekomendasi atau 86,41% telah ditindaklanjuti, 9,86% belum ditindaklanjuti dan 3,73% tidak dapat ditindaklanjuti. Keseluruhan hasil pemeriksaan BPK RI tersebut mencakup audit Laporan Keuangan dan Audit Tujuan Tertentu.

"Harusnya dapat reward Pak Menteri dari kementerian keuangan" tambah Rizal."

Rizal menutup pengantarnya dengan sebuah pantun," Dari Pejompongan hendak ke Rambutan, hari ini masih Ramadan, sebentar lagi Lebaran. Harap tingkatkan terus hasil pertanian."

Menanggapi pengantar Ketua BPK RI, Menteri Pertanian menegaskan opini WTP ini adalah sejarah baru bagi Kementerian Pertanian, dua tahun berturut- turut mendapat opini WTP.

"Ini adalah hasil kerja keras segenap jajaran di Kementerian Pertanian dan kerjasama yang baik dengan BPK."

Menanggapi polemik data produksi beras, Menteri Pertanian menjelaskan, peningkatan produksi beras tidak berarti harga di pasar harga rendah.

"Kalau logika berpikirnya harga di pasar tinggi karena produksi rendah, bagaimana dengan ayam? Saat ini harga ayam tinggi, padahal untuk pertama kalinya juga kota ekspor ayam dan tembus ke Jepang. Jangan dibangun logika berpikir yang seperti itu.

Menteri Amran bercerita, pernah melakukan inspeksi ke Brebes saat harga bawang naik. Di petani harga bawang Rp 8.000, sementara di pasar yang jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi petani, harga bawang mencapai Rp 40.000.

“Ini ada yang salah pada rantai distribusi bahan pangan." Katanya.

Menteri Amran kemudian menunjukkan dokumentasi foto yang mencerminkan produktivitas petani di beberapa wilayah.

"Di sana (menunjuk foto-red), jagung bahkan ditanam di kuburan Pak Prof. Kelihatannya yang akan ziarah kesulitan karena ada kebun jagung di makam." Tutupnya.

KEYWORD :

Info Pertanian WTP BPK RI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :