Sabtu, 20/04/2024 22:46 WIB

Sutarto: Sesuai Ramalan Impor Seharusnya Juli

Menurut Sutarto, kondisi ini sudah sesuai dengan pola panen di Indonesia yaitu, enam bulan surplus dan enam bulan minus.

Ilustrasi Impor Beras

Jakarta – Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Pepadi) Sutarto Alimoeso mengatakan, kenaikan harga beras sudah mulai terasa sejak September 2016.

Menurut Sutarto, kondisi ini sudah sesuai dengan pola panen di Indonesia yaitu, enam bulan surplus dan enam bulan minus.

"Mulai Februari sebenarnya sudah surplus, September berkurang, dampak paling nyata Desember-Februari," terang Sutarto, saat diskusi di Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Senin (15/1).

Karena itu, keputusan untuk mengimpor beras seharusnya diambil sejak Juli dengan dasar angka ramalan.

Ekonom Institute for Development Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan inflasi Januari diprediksi cukup tinggi hingga 0,6 persen. Ini dipicu kenaikan harga kebutuhan pokok, khususnya beras.

"Jika rencana impor dilakukan dan tepat waktu, harga bisa turun, tapi sifatnya temporer dan kurang signifikan," ujar Sutarto.

Menurut Bhima, hingga saat ini, belum ada perhitungan pasti dampak impor beras terhadap stabilitas harga pangan. Jika, perhitungan kasarnya, impor beras akan menurunkan inflasi hingga 0,05 persen, namun di sisi lain juga perlu dipertimbangkan inflasi bulan Februari-Maret ketika panen raya.

"Sangat mungkin inflasi di Februari-Maret bisa berbalik menjadi deflasi bahan pangan dan berpotensi memukul daya beli petani," ujar Sutarto.

 

 

KEYWORD :

Beras Pepadi Sutarto Alimoeso




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :