Jum'at, 19/04/2024 06:14 WIB

Dulu Kerap Kritik , Sekali Lagi Ketua Buruh Ini Sanjung Jokowi Setinggi Langit

Arief menyampaikan Cadangan Devisa Negara Indonesia naik 27% dalam 3 Tahun terakhir

Ketua Umum Serikat Pekerja BUMN Arief Poyuono

Jakarta - Ketua Umum FSP BUMN Bersatu Arief Poyouno dikenal kerap gencar mengkritisi pemerintah. Khalayak menilai kritik yang sering dilancarkannya berkaitan dengan pilihan politik yang berseberangan antara partainya dengan pemerintah.

Namun perlahan, berbagai kritik dari Arief perlahan berubah. Bahkan akhir-akhir ini, Arief menyanjung pencapaian ekonomi pemerintah.

Arief menyampaikan cadangan devisa Negara Indonesia naik 27% dalam tiga tahun terakhir. Yakni, kata dia, diakhir pemerintahan SBY berkisar USD 100 miliar dan saat ini menjadi USD 127 miliar.

Ia mengatakan sebuah prestasi presiden Joko Widodo yang sangat luar biasa sekali dalam bidang ekonomi.

"Paten Banget Joko Widodo, Cadangan Devisa Capai 127 Milyar Dollar," ujar Arief di Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Arief menambahkan naiknya cadangan Devisa negara menjadi USD 127 miliar menunjukan kepercayaan pelaku ekonomi nasional dan investor luar negeri pada kinerja perekonomian pemerintahan Joko Widodo. Sehingga, kata dia, para investor merasa nyaman menaruh dananya dalam bentuk US dollar di Indonesia.

Lebih lanjut ia mengungkapkan kenaikan cadangan devisa Indonesia yang sangat fenomenal di era pemerintahan Joko Widodo merupakan sebuah indikator penting menunjukkan kekuatan perekonomian Indonesia. Menurutnya, dengan begitu perekonomian Indonesia mampu membiayai kebutuhan dalam negerinya.

"Selain itu, cadangan devisa dalam jumlah yang cukup di era pemerintahan Pak Joko Widodo merupakan bentuk jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter dan ekonomi makro perekonomian negara," ucapnya.

"Dan para pengamat ekonomi yang anti pemerintahan Joko Widodo yang selalu melakukan kampanye Hitam tentang jumlah hutang luar negeri yang meningkat di era Joko Widodo patut dicurigai sebagai pengamat pengamat ekonomi yang hanya ingin menghambat langkah Jokowinomic untuk mencapai perekonomian Nasional yang gilang gemilang," imbuhnya.

Arief mengutarakan memang kenaikan Devisa negara hingga 127 Milyar saat ini tersebut masih berasal dari penerimaan pajak melalui program Tax Amnesty. Selebihnya, kata dia, berasal dari devisa migas pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

Ia menyatakan posisi cadangan devisa saat ini melebihi kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.

Wakil Ketua Umum DPP Gerindra ini berpandangan jika hingga akhir 2017 cadangan devisa bisa pada kisaran 140 miliar dollar, dapat dimungkinkan pertumbuhan  perekonomian Indonesia akan melesat menuju kisaran 6,3 persen dan juga nilai IHSG tahun depan bisa tembus Rp 6000.

"Posisi cadangan devisa saat ini yang berjumlah USD 127 milyar dapat digunkan untuk membiayai 9,6 bulan impor atau 9,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Artinya posisi cadangan devisa saat ini berada di atas standar kecukupan internasional," paparnya.

Arief menilai, dengan cadangan devisa tersebut maka akan  mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

"Paten sekali kinerja Pak Joko Widodo Dan ini. Mulai zaman Orde Lama tidak pernah ada pencapaian segilang gemilang seperti yang dilakukan Presiden Joko Widodo dalam bekerja keras dari pagi hingga malam serta tak kenal lelah mengatur perekonomian nasional," jelasnya.

KEYWORD :

FSP BUMN Bersatu Arief Poyouno Jokowi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :