Selasa, 21/05/2024 06:51 WIB

Aktivis hingga Akademisi Bedah Buku Hitam Prabowo di Tasikmalaya

Kegiatan tersebut dihadiri oleh narsum seperti Akademisi, pengamat politik, Pegiat HAM dan Keadilan Sosial, Pegiat Pemilu dan Demokrasi, dan Presiden Mahasiswa Unsil.

Aktivis hingga akademisi bedah Buku Hitam Prabowo di Tasikmalaya. (Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Sejumlah Eleman Aktivis Mahasiswa, Akademisi dan Badan Eksekutif Mahasiswa bedah Buku Hitam Prabowo: Sejarah Kelam Reformasi 1998 di Kompleks Kampus Univeesitas Siliwangi (Unsil), Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu 14 Januari 2024.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh narsum seperti Akademisi, pengamat politik, Pegiat HAM dan Keadilan Sosial, Pegiat Pemilu dan Demokrasi, dan Presiden Mahasiswa Unsil.

Hasan Asy`ari Pengamat Politik Tasikmalaya mengatakan untuk melihat negara dalam perspektif politik ada dua hal, pertama pendekatan struktural dan kedua pendekatan kultural.

Dia menuturkan, pendekatan struktural ini melihat bagaimana kelembagaan negara bekerja seperti pemerintahaan, penyelenggara pemilu, TNI dan Polri.

"Kalau kelembagaan negara ini profesional dan netral, maka demokrasi bisa diselamatkan pada Pemilu 2024. Tapi, sejauh ini, kelembagaan  negara ini seolah-seolah bekerja untuk Capres-cawapres tertentu," jelas Hasan Asy`ari.

Kedua, pendekatan kultural, Prabowo Subianto lahir dari lingkungan militer dan feodalistik. Artinya, kata Hasan, punya kepribadian tegas, keras.

"Memahami kompleksitas masalah di republik ini, saya berpendapat Prabowo tidak tepat untuk menjadi Presiden Indonesia karena Prabowo didik untuk berperang mempertahankan negara," jelas Hasan.

Sementara itu, Haris Aufa Pegiat HAM menjelaskan isu HAM bukan lah isu musiman. Melainkan, isu fundamental yang belum diselesaikan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi.

"Dalam buku Hitam Prabowo sangat jelas bahwa kasus penculikan aktivis mahasiswa, dalang kerusahan Mei 98 dan beberapa tragedi berdarah lainnya diduga melibatkan Prabowo, maka kita dorong agar dituntaskan," jelas Haris.

Haris melanjutkan, masa depan bangsa ini akan dipertaruhkan dalam pemilu 2024 mendatang, maka dari itu kita gelorakan bahwa isu HAM bukan saja isu musiman akan tetapi isu abadi yang harus diperjuangkan bersama.

Sementara itu, Aktivis Milenial dan Tokoh Pemuda Tasikmalaya Epul Kusnaedi menjelaskan bahwa ia salah satu pemuda Kota Tasikmalaya yang menolak keras pencalonan Prabowo.

"Prabowo Subianto adalah aktor yang punya rekam jejak buruk di masa lalu seperti terungkap dalam buku ini dan Prabowo juga dinilai gagal menjalankan food estat," jelas Epul.

Selain itu, mantan Presiden Mahasiswa Universitas Siliwangi Periode 2022, Sadid Farhan menjelaskan dalam fakta-fakta historis seperti yang terungkap dalam buku ini, sudah sangat jelas Prabowo diduga terlibat dalam kasus penculikan aktivis.

Sadid menilai ancaman terhadap kebebasan berpendapat kedepannya dan berpotensi kasus penculikan terhadap aktifis akan terulang.

"Mahasiswa dan Pemuda mempunyai tugas sejarah untuk terus menuntaskan agenda reformasi dan mencegah agar pelanggar HAM diadili," jelas Sadid.

KEYWORD :

Buku Hitam Prabowo Akademisi Tasikmalaya Universitas Siliwangi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :