Jum'at, 10/05/2024 22:12 WIB

Perkuat Ekonomi Petani, Kementan Latih Kelembagaan Usahatani

Pelatihan kelembagan diharapkan dapat mengedukasi petani agar mampu meningkatkan usahataninya serta menguatkan kemampuan petani untuk menjaga landasan ekonomi rumah tangganya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi saat membuka pelatihan Kelembagaan Usahatani bagi petani di wilayah Program READSI, Selasa (22/8). (Foto: Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan Kelembagaan Usahatani bagi petani di wilayah Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI), dari 22-28 Agustus 2023.

Pelatihan kelembagan diharapkan dapat mengedukasi petani agar mampu meningkatkan usahataninya serta menguatkan kemampuan petani untuk menjaga landasan ekonomi rumah tangganya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, usaha di sektor pertanian masih memiliki prospek menjanjikan. "Pertanian tidak ada matinya. Peluang ini sangat besar di agribisnis, selama manusia membutuhkan makanan," ujar Syahrul.

Mentan mengatakan, pertanian bukan hanya mengurusi produksi, tetapi juga pengolahan dan pemasarannya. "Petani bisa main di awal (produksi), tengah, ataupun akhir (pemasaran) bisa mengkombinasikan dengan teknologi," tambah Syahrul.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian adalah salah satu sektor paling penting dalam menjaga keberlangsungan negara. Dengan kata lain, pekerjaan di sektor pertanian adalah pekerjaan masa depan.

"Peningkatan kapasitas SDM penting dilakukan karena, faktor utama yang mengambil peran kunci dalam pembangunan pertanian adalah SDM, yang perlu ditingkatkan adalah kapasias pelaku nya, yaitu Petani," kata Dedi saat membuka pelatihan Kelembagaan Usahatani bagi petani di wilayah Program READSI, Selasa (22/8).

Dedi mengatakan, upaya ini harus disertai usaha dari petani, penyuluh, dan segenap insan pertanian lainnya untuk selalu berupaya meningkatkan produktivitas pertanian. "Seluruh pihak terkait harus meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan teknis maupun manajemen," ucap Dedi.

Terkait dengan rendahnya produktivitas pertanian dan relatif tingginya kemiskinan di perdesaan, lanjut Dedi, pemberdayaan petani merupakan upaya penting untuk melengkapi peningkatan produktivitas pertanian.

READSI merupakan salah satu program yang dinilai sukses dalam pemberdayaan petani skala kecil dan konsep READSI ini terus di-replikasi dan diperbarui untuk meningkatkan efektifitas pemberdayaan petani.

"Salah satu komponen penting pemberdayaan adalah penguatan kelembagaan petani," kata dia.

Dedi mengatakan, petani mengalami kesulitan dalam menentukan posisi tawar dan memastikan keberlanjutan perbaikan taraf hidup, khususnya dalam aspek ekonomi.

"Semoga pelatihan serentak empat lokasi berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi 210 peserta pelatihan. Pada akhirnya diharapkan produktivitas pertanian meningkat dan semakin banyak petani yang terbebas dari kemiskinan," tandas Dedi.

Pada acara yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin dalam laporannya mengatakan, tujuan pelatihan diharapkan dapat mengedukasi petani agar mampu meningkatkan usahataninya.

"Diharapkan melalui pelatihan, ini petani mampu meningkatkan usahataninya serta menguatkan kemampuan untuk menjaga landasan ekonomi rumah tangganya," imbuh dia.

Pada kegiatan ini, hadir juga Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) lingkup Program READSI wilayah Sulawesi.

KEYWORD :

Ekonomi Petani Kementan Usahatani Mentan Syahrul BPPSDMP Dedi Nursyamsi READSI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :