Sabtu, 20/04/2024 03:08 WIB

Iran Masih Bersedia Negosiasi dengan AS

Presiden Hassan Rouhani menegaskan bahwa Iran masih siap untuk perundingan nuklir, dengan syarat Amerika Serikat (AS) pertama-tama harus mencabut sanksi.

Presiden Iran, Hasan Rouhani (Foto: Abedin Taherkenareh/EPA)

Teheran, Jurnas.com - Presiden Hassan Rouhani menegaskan bahwa Iran masih siap untuk perundingan nuklir, dengan syarat Amerika Serikat (AS) pertama-tama harus mencabut sanksi.

"Jika mereka siap untuk mengesampingkan sanksi, kami siap untuk berbicara dan bernegosiasi, bahkan pada tingkat kepala 5 + 1 negara," kata Rouhani dalam sambutannya yang disiarkan langsung di televisi pemerintah dikutip dari AFP pada Rabu (4/12).

Rouhani telah lama menuntut pencabutan sanksi AS untuk berunding di bawah naungan apa yang disebut P5 +1, yang mencapai kesepakatan nuklir 2015.

"Kami berada di bawah sanksi. Situasi ini adalah (karena) hasutan oleh Zionis dan reaksioner kawasan itu," tegas dia merujuk pada Israel dan Arab Saudi.

"Situasi ini adalah tindakan kejam oleh Gedung Putih. Kami tidak punya pilihan selain melawan dan bertahan melawan sanksi-sanksi itu," imbuh Rouhani.

"Pada saat yang sama, kami belum menutup jendela untuk negosiasi," kata Rouhani.

"Saya memberi tahu bangsa Iran bahwa setiap saat Amerika siap untuk mengangkat dan mengesampingkan sanksi teroris yang salah, kejam, melanggar hukum, salah, segera pemimpin 5 + 1 dapat bertemu dan kita tidak memiliki masalah."

Pakta nuklir 2015 memberi Iran bantuan dari sanksi ekonomi, dengan imbalan pembatasan pada program nuklirnya.

Negara itu berisiko tercerai berai sejak Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri pada Mei tahun lalu, dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

Pakta nuklir 2015 atau yang dikenal secara resmi sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), disepakati antara Inggris, Cina, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, plus Jerman.

12 bulan setelah penarikan AS, Iran mulai mengurangi komitmennya pada kesepakatan itu dengan harapan akan memenangkan konsesi dari mereka yang masih pihak dalam perjanjian itu.

Langkah terakhirnya datang bulan lalu, ketika para insinyur mulai memasukkan gas uranium hexafluoride ke sentrifugal pengayaan mothball di pabrik bawah tanah Fordow di selatan Teheran.

KEYWORD :

Hassan Rouhani Iran Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :