Rabu, 24/04/2024 04:15 WIB

Koalisi Pimpinan Arab Saudi-UEA Bombardir Nelayan Yaman

Setidaknya 47 nelayan Yaman, termasuk tujuh anak-anak, tewas dalam lima serangan yang dilakukan koalisi pada 2018.

Ilustrasi nelayan (Zeyad/Reuters)

New York, Jurnas.com - Kelompok hak asasi manusia (HAM) mengungkapkan, koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) yang memerangi pemberontak Houthi Yaman menewaskan puluhan nelayan lewat serangan bom di kapal-kapal nelayan tahun lalu.

Human Rights Watch (HRW), menyerukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan penyelidikan. Disebutkan, setidaknya 47 nelayan Yaman, termasuk tujuh anak-anak, tewas dalam lima serangan yang dilakukan koalisi pada 2018.

Kelompok yang bermarkas di New York itu juga mengatakan, lebih dari 100 nelayan Yaman ditahan di Arab Saudi, beberapa di antaranya disiksa di dalam tahanan.

HRW mengatakan, mewawancarai korban selamat, saksi, dan sumber-sumber yang mengetahui tujuh serangan perahu nelayan, enam pada 2018 dan satu pada 2016.

"Warga sipil tewas dalam lima serangan yang dilakukan oleh senjata kecil dan senjata berat," katanya.

Dikatakan, para nelayan melambaikan kain putih, mengangkat tangan, atau menunjukkan tidak ada ancaman. Dalam tiga serangan, pasukan koalisi tidak menyelamatkan para korban yang selamat di laut, dan beberapa di antaranya tenggelam.

HRW mengatakan pejabat koalisi yang memerintahkan atau melakukan serangan atau menyiksa tahanan kemungkinan besar bertanggung jawab atas kejahatan perang.

"Serangan angkatan laut terhadap kapal-kapal nelayan Yaman memperjelas bahwa koalisi pimpinan Saudi tidak hanya membunuh warga sipil melalui serangan udara ilegal yang tak terhitung jumlahnya, tetapi juga saat melakukan operasi di laut," kata Direktur Darurat HRW, Priyanka Motaparthy.

HRW juga mengatakan bahwa pemberontak Houthi yang mengendalikan ibukota, Sanaa, dan kota-kota lain di Yaman utara juga diserang lalu lintas komersial di Laut Merah.

Perang di Yaman dimulai pada Maret 2015 ketika koalisi yang dipimpin Arab Saudi-UEA meluncurkan kampanye udara untuk menghalangi Houthi menguasai wilayah selatan dan mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

Konflik yang telah berlangsung lama itu meningkat menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari dua pertiga populasi membutuhkan bantuan, jutaan orang dipaksa keluar dari rumah mereka, dan puluhan ribu tewas.

Dalam laporannya, HRW menyerukan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya untuk segera menghentikan semua penjualan dan transfer senjata ke Arab Saudi.

KEYWORD :

Arab Saudi Kelompok HAM Uni Emirat Nelayan Yaman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :