Sabtu, 27/04/2024 09:11 WIB

Keluarga Perokok Berpeluang Lahirkan Anak Stunting

Umi Fahmida mengatakan, keluarga perokok punya peluang lebih besar melahirkan anak stunting (pendek), ketimbang keluarga non-perokok.

ilustrasi anak stunting

Jakarta, Jurnas.com - Peneliti utama South East Asia Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Center for Food and Nutrition (Recfon) Umi Fahmida mengatakan, keluarga perokok punya peluang lebih besar melahirkan anak stunting (pendek), ketimbang keluarga non-perokok.

Selain itu, berdasarkan penelitian dari Pusat Kajian Jaminan Sosial (PKJS) Universitas Indonesia (UI), anak-anak dari keluarga perokok kronis juga memiliki kecenderungan tumbuh lebih pendek, dan lebih ringan.

Kondisi ini juga diperparah dengan statistik belanja rokok di Indonesia, yang menempati pengeluaran terbesar ketiga dalam rumah tangga, yakni sebesar 12,4 persen.

Persentase ini, lanjut Umi, lebih tinggi dari pengeluaran yang digunakan untuk membeli sayur-mayur (8,1 persen), serta telur dan susu (4,3 persen).

“Bayangkan kalau yang 12 persen itu disisihkan, akan sangat berkontribusi untuk keragaman pangan yang bermanfaat bagi peningkatan gizi anak. Uang itu bisa dibelikan sesuatu yang berguna, mungkin dibelikan telur, ikan, sayur, dan buah,” kata Umi kepada awak media pada Jumat (24/5) di Gedung SEAMEO Jakarta.

Hal senada juga disampaikan oleh Manajer Riset dan Konsultasi SEAMEO Recfon, Grace Wangge. Dia menjelaskan, berdasarkan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) pengeluaran untuk rokok mengalami kenaikan dari 3,6 persen pada 1993, menjadi 5,6 persen pada 2014.

Kenaikan pengeluaran untuk rokok tersebut dibarengi dengan penurunan proporsi pengeluaran untuk makanan sumber protein seperti ikan dan daging, dari 10,1 persen pada 1993, menjadi 7,8 persen pada 2014.

“Sehingga anak dari orang tua perokok kronis, 5,5 persen kemungkinannya lebih tinggi untuk menderita stunting. Bagaimana tidak, konsumsi rokoknya naik, sedangkan pendapatannya ada kemungkinan menurun. Sehingga lagi-lagi faktor kemiskinan yang berperan di sini,” jelas Wangge.

Selain faktor keluarga perokok, Wangge juga menyebut stunting juga disebabkan oleh faktor keturunan. Seorang ibu yang pendek, kelak juga berpeluang melahirkan anak stunting.

“Yang mesti dipahami cegah stunting sejak dini, untuk itu diperlukan support system, termasuk lewat pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah,” papar dia.

KEYWORD :

Cegah Stunting Keluarga Perokok




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :