Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo. (Foto:Humas BKKBN/Jurnas.com)
JAKARTA, Jurnas.com - Selama ini banyak yang mengira jika mencegah stunting butuh modal besar dan mahal. Padahal untuk mencegah gagal tumbuh anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang tidak lah mahal.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Kependudukan dan Kelaurga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo di sela Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan 2023, yang berlangsung di Jakarta, Selasa (7/3).
Hasto mengatakan, pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan kepada bayi baru lahir memiliki efek yang sangat signifikan, terutama untuk mencegah bayi stunting.
"ASI eksklusif tetap perlu diperhatikan karena ASI menjadi bagian penting. Kemudian setelah itu, protein hewani. Tidak mahal-mahal, protein hewani dan ASI itu barang yang cukup murah," terang spesialis Obstetri-Ginekologi Konsultan Ginekologi Onkologi itu.
Lebih lanjut Hasto menjelaskan bahwa omega-3 dan DHA yang dibutuhkan oleh anak agar tumbuh secara optimal justru lebih banyak ditemukan pada ikan lele, ikan kembung, dan telur. Ketiga komoditas ini harganya terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat luas.
"Artinya, tidak perlu membeli daging yang mahal yang harganya bisa Rp 120 per kg. Sementara omega-3-nya kalah dengan ikan lele yang harganya hanya Rp 18 per kg atau telur yang juga murah dan mudah," jelas Hasto.
Pangan murah meriah lainnya yang dapat dikonsumsi untuk mencegah stunting adalah daun kelor. Rupanya daun kelor memiliki nutrisi yang cukup lengkap, ada kandungan asam amino sebagai protein yang bisa mengatasi stunting.
"Daun kelor seperti yang kemarin sudah disampaikan Pak Menkes yang akan dicita-citakan diekspor mengandung asam amino yang menyerupai dengan protein hewani, sehingga apa salahnya kita menggunakan produk lokal yang murah yang ada di lingkungan kita," imbuh Hasto
KEYWORD :Ikan Lele Cegah Stunting Hasto Wardoyo Daging Sapi
