Jum'at, 19/04/2024 12:26 WIB

PBB Kutuk Serangan Militer Myanmar terhadap Warga Sipil

Baru-baru ini, militer telah berperang melawan kelompok bersenjata lain, Angkatan Darat Arakan, yang menarik sebagian besar anggota baru dari populasi etnis Rakhine.

Pengunsi Rohingya yang membawa orang tuanya meninggalkan Rakhine, Myanmar menuju Bangladesh pada 30 Agustus 2017 (Foto: AFP)

New York - Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk serangan militer Myanmar terhadap  warga sipil, dan menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi kekerasan di Negara Rakhine yang bergolak di negara itu.

Negara barat adalah pusat dari penumpasan brutal pasukan keamanan Myanmar pada 2017 yang memaksa sekitar 730.000 Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

PBB menuduh tentara Myanmar memang berniat melakukan genosida dalam kampanye melawan minoritas etnis mayoritas Muslim yang telah lama dianiaya, yang diikuti serangan kelompok bersenjata Rohingya di pos-pos polisi pada akhir Agustus 2017.

Baru-baru ini, militer telah berperang melawan kelompok bersenjata lain, Angkatan Darat Arakan, yang menarik sebagian besar anggota baru dari populasi etnis Rakhine.

Pada Jumat (5/4), seorang juru bicara Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyuarakan keprihatinan tentang serangan terhadap warga sipil oleh kedua belah pihak.

Ravina Shamdasani mengatakan bahwa ada "laporan yang dapat dipercaya tentang pembunuhan warga sipil, pembakaran rumah, penangkapan sewenang-wenang, penculikan, kebakaran tanpa pandang bulu di daerah sipil, dan kerusakan pada properti budaya".

Ia mengutip sumber-sumber di lapangan yang mengatakan setidaknya tujuh orang tewas pada hari Rabu ketika dua helikopter militer terbang di atas sebuah desa di kota Buthidaung selatan dan menembaki warga sipil yang merawat sapi dan sawah.

Shamdasani mengatakan serangan itu dilakukan di daerah di mana ribuan Rohingya berlindung setelah melarikan diri dari pertempuran sebelumnya. Secara keseluruhan, lebih dari 20.000 orang terlantar akibat meningkatnya pertempuran di lima kota kecil di Negara Bagian Rakhine.

"Kami sangat terganggu oleh intensifikasi konflik di Negara Bagian Rakhine dalam beberapa pekan terakhir, dan mengutuk apa yang tampak sebagai serangan dan serangan tanpa pandang bulu yang diarahkan pada warga sipil oleh militer Myanmar dan pejuang bersenjata," katanya,

"Ketika komunitas internasional mengambil langkah-langkah menuju pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil sebelumnya, militer Myanmar kembali melakukan serangan terhadap warga sipilnya sendiri," sambungnya.

KEYWORD :

Konflik Myanmar HAM PBB Etnis Rohingnya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :