Sabtu, 20/04/2024 14:37 WIB

Pengalaman Buruk Sugianto dan Puspa Sebelum Berprestasi di Dunia Silat

Dua atlet silat peraih medali emas Asian Games 2018 untuk Indonesia, Sugianto dan Puspa mengaku karirnya di dunia silat menemui banyak rintangan dan tantangan serta banyak mengorbankan waktu dan pikirannya.

Dua atlet silat peraih medali emas Asian Games 2018

Jakarta - Dua atlet silat peraih medali emas Asian Games 2018 untuk Indonesia, Sugianto dan Puspa mengaku karirnya di dunia silat menemui banyak rintangan dan tantangan serta banyak mengorbankan waktu dan pikirannya.

Sugianto yang meraih medali emas Asian Games 2018 untuk nomor seni man single mengaku tantangan terberatnya adalah meyakinkan orang tua. Pasalnya, ia sempat mendapat larangan dari orang tua untuk berlatih silat, yang kini membesarkan namanya di kancah nasional maupun internasional.

“Dulu, saya dilarang orang tua berlatih silat karena sakit-sakitan. Tapi ternyata saya sakit bukan karena silat, akan tetapi karena pola hidup dan pola makan yang salah. Setelah saya mulai berhasil menunjukkan prestasi, orang tua akhirnya mengijinka,” ujar Sugianto dalam acara `Temu Fans Dengan Olahragawan Berprestasi` yang diselenggarakan Kemenpora di Jakarta, Kamis (22/11).

Sugianto melanjutkan, awalnya dia silat untuk nomor pertarungan atau komite, namun dia dinilai gagal. Bahkan wasit sempat menghentikan pertandingan, karena Sugianto jadi bulan-bulanan lawan.

“Saya dijadikan sansak oleh lawan saya, akhirnya wasit menghentikan pertandingan. Namun pelatih saya melihat gerakan saya bagus, saya disarankan beralih ke nomor seni. Ternyata betul, di nomor seni saya bisa berprestasi meraih emas Asian Games 2018 dan jadi juara dunia,” ungkapnya penuh rasa bangga.

Senada dengan Sugianto, Puspa juga mengaku sempat dilaranh orang tuanya bahkan ia menyebut ibu bapaknua sangat tak setuju kalau dia berlatih silat. Namun karena setiap kali bertanding selalu pulang membawa medali, akhirnya dia diijinkan.

“Perjuangan menjadi pesilat, hingga dianggap berhasil seperti sekarang sangat lah sulit. Saya sempat dilarang berlatih. Setelah diijinkan, saya harus berlatih dengan bersusah payah, jalan kaki dari rumah ke tempat latihan yang jaraknya cukup jauh, dari Kali Sari Cijantung ke TMII,” jelas Puspa.

Dengan pembawaan santai, Puspa menceritakan bagaimana perjuangannya setelah mulai diijinkan ortu untuk ikut latihan silat. “Ketika itu, setiap turun dari kereta, saya harus melompat karena naeknya nebeng. Tapi dari sana, saya bisa mempraktekan ilmu silat seperti ngerol, dll. Pokonya seru sekali waktu itu. Kadang ketika menuju tempat latihan, kita mengambil buah-buahan yang ada di perjalanan. Tapi kita minta ijin dulu sama yang punya,” katanya sambil tertawa geli mengingat masa kecilnya.

“Waktu dulu, saya rajin berlatih. Kadang meskipun sakit, saya bela-belain latihan. Pelatih sempat melarang bahkan menjaga pintu kamar saya agar tak bisa keluar untuk berlatih. Tapi ketika mereka pergi , tak ada yang mengawasi, saya latihan ‘colongan’. Pokonya selama masih bisa berdiri dan berjalan, saya akan tetap berlatih,” tutup Puspa.

KEYWORD :

Atlet Silat Sugianto Puspa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :