Kamis, 25/04/2024 21:40 WIB

Populasi Vertebrata Menyusut 60 Persen Selama 40 Tahun

Populasi vertebrata dunia, termasuk mamalia, burung, ikan, reptil dan amfibi  mengalami penyusutan.

Seekor panda raksasa sedang berusaha memanjat pohon di Pangkalan Penelitian Panda di Chengdu, Provinsi Sichuan, China pada 20 November 2017. (Foto: Stephen Shaver/UPI)

Jakarta - Populasi vertebrata dunia, termasuk mamalia, burung, ikan, reptil dan amfibi  mengalami penyusutan 60 persen selama 40 tahun terakhir. Diperkirakan tingkat kepunahan 100 hingga 1.000 kali lebih tinggi karena tekanan manusia.

World Wildlife Fund (WWF), merilis temuan Living Planet Index, yang melacak keadaan keanekaragaman hayati global dengan mengidentifikasi populasi ribuan spesies vertebrata di seluruh dunia.

Penurunan vertebrata mulai terjadi dari tahun 1970. Bukan hanya itu, spesies air tawar juga mengalami penyusutan, yaitu 83 persen selama periode yang sama.

"Tingkat kepunahan spesies saat ini adalah 100 hingga 1.000 kali. Lebih tinggi dari tingkat latar belakang, tingkat standar kepunahan dalam sejarah Bumi sebelum manusia menjadi faktor utama," kata laporan itu dalam ringkasan eksekutifnya.

"Keanekaragaman hayati telah digambarkan sebagai `infrastruktur` yang mendukung semua kehidupan di Bumi. Ini hanya prasyarat bagi masyarakat manusia modern kita yang makmur untuk ada dan terus mendorong," lanjut laporan itu.

Penelitian ini melacak tren kehidupan liar global di 16.704 populasi dari 4.005 spesies vertebrata. Dikatakan bahwa manusia mendorong planet ini ke tepi jurang dan mengambil korban anonim pada satwa liar.

"Ketika Anda kehilangan keanekaragaman hayati dan dunia menjadi biologis dan estetis tempat yang lebih miskin," ujar Keith Somerville, seorang profesor dalam konflik manusia-satwa liar di Kent University, kepada NBC News.

Laporan itu mendesak manusia yang memiliki peran aktif dalam planet untuk segera bertindak. Di antaranya meningkatkan sumber daya energi hijau bersama dengan produksi pangan yang ramah lingkungan.

"Ilmu pengetahuan belum pernah lebih jelas tentang konsekuensi dari dampak kami," kata direktur jenderal WWF, Marco Lambertini, dalam pernyataannya yang menyertai laporan itu.

"Hari ini, kita memiliki pengetahuan dan sarana untuk mendefinisikan kembali hubungan kita dengan bumi. Tidak ada alasan untuk tidak bertindak. Jika kita mengabaikan tanda-tanda peringatan, hal itu akan menjadi bahaya bagi diri sendiri. Yang kita butuhkan sekarang adalah kehendak untuk bertindak dan bertindak cepat, " tambahnya. (UPI)

KEYWORD :

Populasi vertebrata Pangan Ramah Lingkungan Energi Hijau




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :