Jum'at, 19/04/2024 23:04 WIB

Isu Iran Dukung Al-Qaeda, Ingatkan Invansi AS ke Irak 2013

Mantan analis CIA mengundurkan diri dari agen tersebut karena waswas dengan administrasi Trump

Putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden (L)

Jakarta - Enam setengah tahun setelah militer Amerika Serikat membunuh Osama bin Laden di Pakistan. File-file bekas sitaan penggerebekan pun dipublikasikan, termasuk dokumen yang menunjukkan hubungan antara Iran dan al-Qaeda, meski tidak semua orang meyakininya.

Hampir setengah juta dokumen yang disita dari kompleks bin Laden di perbatasan Afghanistan-Pakistan di antaranya, film Hollywood, informasi rencana kelompok tersebut untuk memperingati ulang tahun ke 10 serangan 9/11, jurnal tulisan tangan bin Laden dan rencana untuk merehabilitasi citra ternoda al-Qaeda di komunitas Muslim. 

Hal yang mengejutkan adalah, dugaan bukti transaksi rahasia antara Teheran dan al-Qaeda dari dokumen 19 halaman yang belum pernah terdengar didengar. Dokumen itu diduga ditulis anggota senior al- Qaeda terkait informasi rencana antara Iran dan kelompok teroris menyerang kepentingan Amerika Serikat di Arab Saudi dan Teluk.

Meski begitu, sejumlah orang masih skeptis, sebab pelepasan dokumen tersebut datang beberapa minggu setelah Trump mendeklarasikan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action / JCPOA). Keputusan kontroversial pemimpin Amerika Serikat untuk menekan Teheran, tampaknya tanpa alasan yang baik. 

Mantan analis CIA mengundurkan diri dari agen tersebut karena waswas dengan administrasi Trump. Edward Price, menyatakan skeptisis atas klaim CIA tersebut. Dalam postingan Twitternya, Price menyarankan agar  berkacaya pada serangan Irak pada tahun 2003.

Serangan tersebut dipicu oleh  laporan CIA yang menudu Irak bekerja sama dengan militan al-Qaeda, menyusul invasi dan penggulingan pemerintah Saddam Hussein oleh pemerintahan Bush.

Menurut Christian Science Monitor, beberapa hari sebelum serangan Amerika Serikat ke Irak, "tidak ada bukti bahwa Hussein berperan dalam serangan 11 September, atau membantu al-Qaeda. Namun Gedung Putih tampaknya mendorong kesan salah ini, karena berupaya mempertahankan dukungan Amerika untuk  perang melawan Irak," tulisnya.

"Pemerintah berhasil mempengaruhi opini publik bahwa ada beberapa hubungan antara 11 September dan Saddam Hussein," kata Steven Kull, direktur Programme on International Policy Attitudes (PIPA) di University of Maryland, kepada CSM.

Meskipun tidak ada cara untuk membuktikan maksud jahat dari pihak CIA dan administrasi Trump sehubungan dengan penemuan mendadak dokumen ini, akan sangat sulit untuk meyakinkan Iran.

Untuk diketahui, ini adalah rilis keempat dokumen bin Laden sejak dokumen pertama diterbitkan pada bulan Mei 2015.

KEYWORD :

al-Qaeda Irak Iran Amerika Serikat CIA




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :