Jum'at, 26/04/2024 07:50 WIB

Cerita SBY soal Seni Budaya hingga Presidensi G20

Adhyaksa Dault mewawancarai SBY. Foto:Istimewa

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pemuda dan Olahraga RI periode 2004-2009 Adhyaksa Dault berkesempatan mewawancarai Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara eksklusif.

Dalam wawancara tersebut, keduanya membahas beragam hal mulai dari olahraga, seni budaya hingga situasi terkini tekait geopolitik global serta peran Indonesia dalam Presidensi G20.

Adhyaksa sendiri ditemani oleh artis Syifa Savira Nuraisyah atau lebih dikenal sebagai Syifa Hadju. Dia berperan sebagai co-host selama berjalannya wawancara episode perdana Adhyaksa Dault Channel ini.

SBY mengatakan melukis menjadi salah satu kegiatan sehari-hari guna mengasahan hobinya di bidang seni budaya. Menurutnya, ada beberapa aliran atau paham dalam seni melukis dan SBY memilih gaya seni rupa realisme dengan tambahan unsur impresionisme.

"Iya jadi aliran atau paham melukis itu banyak sekali tetapi saya memilih realisme, yang realis alam semesta ciptaan Tuhan tetapi saya tambahkan dengan impresionisme," kata SBY dalam wawancara ekslusif di kanal YouTube AdhyaksaDaultChannel dikutip pada Jumat (9/9).

"Realis impresionis artinya apa, saya memotret dalam lukisan alam ciptaan Allah itu saya tambahkan agar lebih menarik diperkaya warnanya, ilustrasi yang lain sehingga realisme plus, nah di situ memang saya harus punya banyak referensi apa yang saya lukis," ungkap SBY.

SBY mengungkapkan, sebagian besar lukisan hasil karyanya berasal dari jepretan foto mendiang sang istri, Ani Yudhoyono. Sesekali ia mencari inspirasi lukisannya dari sumber-sumber terbuka dengan modifikasi yang dikembangkannya.

"Sebagiian dari lukisan saya mengambil hasil fotografi ibu Ani. Yang kedua saya foto sendiri. Setelah ibu Ani tiada, itu juga saya lukis," kata SBY.

"Lantas, saya sekali-sekali saya lihat open source, sumber terbuka dari internet, kalau bagus saya lukis tapi tentu saya modifikasi saya kembangkan tidak persis dengan foto itu. Yang lainnya ya imajinasi saya dan kalau saya melukis itu rasanya damai, I`m so happy," ujarnya.

SBY menceritakan, melukis dapat mendatangkan kebahagiaan tersendiri terutama dalam rangka healing process.

"Saya suka membayangkan dan juga meyakini bahwa ibu Ani ada di sekitar saya karena dulu waktu ibu Ani ngambil foto saya mendampingi. Kalau saya menciptakan lagu, saya menyanyi, ibu Ani juga mendampingi," ungkap SBY.

"Dengan demikian, melukis ini hampir setiap hari saya lakukan memang membawa kebahagiaan dan sangat penting bagi saya dalam rangka healing process," jelasnya.

Sementara itu, Adhyaksa Dault selaku host dalam wawancara merasa terkejut dengan hasil karya lukisan-lukisan SBY. Adhyaksa Dault tak menyangka SBY memiliki bakat yang tak banyak diketahui oleh banyak orang.

"Di JCC itu pameran saya kira lukisan siapa, ternyata lukisan bapak, baru tahu saya itu pak," kata Adhyaksa Dault.

"Termasuk teman-temang saya di Akademi Militer mereka juga tidak menyangka kalau saya bisa melukis. Memang saya tidak melukis dulu, saya melukis baru tahun lalu bulan Mei 2021 jadi sekarang ini baru satu tahun lebih dua bulan," kata SBY menjawab pertanyaan Adhyaksa Dault.

SBY menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya berharap semua lukisan-lukisan hasil karya tersebut dapat dilihat dan dinikmati oleh masyarakat secara luas. SBY juga menegaskan bakat melukisnya adalah murni otodidak.

"Saya ingin dalam waktu dua tiga tahun lukisan sya sudah patut untuk dilihat oleh publik sambil saya terus belajar, saya tidak punya guru, saya tidak pernah sekolah melukis saya hanya dari YouTube dari video, otodidak murni," ungkap SBY.

Pandangan SBY tentang geopolitik global dan Presidensi G20

Perang antara Rusia dan Ukraina menjadi fenomena penting dalam mempengaruhi situasi geopolitik global saat ini, dalam waktu yang hampir bersamaan Indonesia menjadi tuan rumah pentemuan puncak G20.

SBY perpandangan bahwa, Presidensi G20 yang akan digelar pada bulan November 2022 mendatang menjadi tantangan tersendiri bagi Negara Indonesia. Menurut SBY, tantangan bagi Indonesia saat ini tidaklah ringan.

"Saya harus jujur bahwa tantangannya berat, mengapa? Ketika digelar G20 Summit bulan November mendatang, dunia kita seperti itu sedang panas geopolitiknya, sedang bergejolak perekonomiannya dan barangkali masing-masing negara mengutamakan kepentingannya sendiri bukan kepentingan bersama," kata SBY.

"Yang kedua, G20 sendiri sudah retak sudah terbelah tidak sama dengan era saya selama aktif dalam G20 yang hangat akrab, duduk bersama memecahkan masalah, sekarang tidak bisa begitu lagi," tambah SBY.

Oleh karena itu, tegas SBY, dirinya berharap para pemimpin saat ini dapat mampu memahami persoalan yang sesunggunya serta dapat mencari solusi dengan cara-cara yang tak biasa.

"Saya berharap para pemimpin kita tahu persoalan ini, situasi ini dan bisa berfikir yang saya sebut thinking outside the box mencari pendekatan yang pas, diplomasi yang pas, mitigasi dan persuasi yang pas," tegas SBY.

Kendati demikian, meskipun mengalami tantangan yang tak mudah, momentum Presidensi G20 dapat menjadi peluang emas yang tak disia-siakan juga mengambil manfaat baik bagi bangsa Indonesia pada gelaran tersebut.

"Dengan demikian meskipun berat Indonesia tidak menyia-nyiakan peluang yang baik untuk nama baik Indonesia dan manfaat bagi Indonesia. Jadi berat, tetapi saya masih melihat tetap ada peluang yang bisa dimainkan oleh Indonesia. Semoga peluang itu tidak disia-siakan," kata SBY.

Untuk pembahasan selengkapnya silahkan saksikkan wawancara eksklusif Adhiyaksa Daulut bersama Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kanal YouTube AdhyaksaDaultChannel.

Dalam wawancara tersebut juga membahas sejarah dan prestasi klub Voli LavAni di turnamen bergengsi Proliga serta Sea Games Vietnam 2022 ada juga diskusi singkat persoalan ekonomi dan tantangan bagi Indonesia. Selamat menyaksikan.

KEYWORD :

Susilo Bambang Yudhoyono SBY Presidensi G20 Seni Budaya Adhyaksa Dault




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :