Selasa, 21/05/2024 04:46 WIB

Kementan akan Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Serentak di 34 Provinsi Indonesia

Indonesia saat ini sedang menghadapi perubahan iklim ekstrem, yang menyebabkan intrusi air laut, kekeringan dan kebanjiran berkepanjangan, dan serangan pengganggu tanaman (OPT).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi didampingi Kepala Pusat Pelatihan dan Pertanian, Leli Nuryani saat memberikan keterangan pers terkait Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang digelar secara virtual, Rabu 16 Februari 2022. (Foto: Humas BPPSDMP)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) kembali akan melakukan pelatihan sejuta petani milenial di 34 Provinsi Indonesia.

Kegiatan BPPSMDP yang mengangkat tema Adaptasi dan Mitigasi Pertanian terhadap Dampak Perubahan Iklim ini akan dibuka serentak Manteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada 23 Februari 2020.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nusyamsi mengatakan, Indonesia saat ini sedang menghadapi perubahan iklim ekstrem, yang menyebabkan intrusi air laut, kekeringan dan kebanjiran berkepanjangan, dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Petani  harus mau mengimplementasikan inovasi dan teknologi yang kebal terhadap perubahan iklim sekaligus mampu menggenjot produktivitas pertanian," kata Dedi saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (16/2).

Dedi mengatakan, walaupun di situasi pandemi COVID-19 dan perubahan iklim, produktivitas dan produksi pertanian harus tetap meningkat. Karena itu, penyuluh harus mendampingi petani dan praktisi pertanian agar mau menerapkapkan inovasi dan teknologi pertanian.

"Disampaikan kepada penyuluh agar senantiasa mendampingi petani memberikan pemahaman bahwa kita sekarang sedang ada di era pandemi COVID-19 dan perubahan iklim. Untuk itu, laksanakan inovasi teknologi, adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim," ujarnya.

Namun, sebelum melakukan sosialisasi kepada petani, Dedi meminta agar penyuluh memahami dengan baik apa itu perubahan iklim dan dampaknya terhadap sektor pertanian.

Terkait pelatihan ini, Kepala Pusat Pelatihan dan Pertanian, Leli Nuryani menjelaskan, peserta pelatihan ini ditargetkan sebanyak 1,568,483 orang terdiri dari petani dan insan pertanian lainnya sejumlah 1.500.000 dan penyuluh pertanian sebanyak 68.483 orang.

Pelatihan akan melibatkan petani, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (Ikamaja), Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA), penyuluh dan insan Pertanian lainnya.

"Kurikulum pelatihan tetap mengikuti kaidah Pelatihan dengan total 24 JP (5 JP Teori dan 19 JP Praktek) meliputi kelompok sasar, kelompok inti dan kelompok penunjang dengan tema materi adaptasi dan mitigasi pertanian terhadap perubahan iklim," jelasnya.

Sebagia informasi, pelaksanaan pelatihan akan dilakukan secara luring di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan dan akan di-Relay di UPT Pelatihan lainnya dengan Metode: daring dan luring.

Sedangkan Pelaksanaan Pelatihan di UPT BBPP Batu dan BBPP Binuang dilaksanakan secara daring mandiri dilakukan bertahap mulai 28 Februari-17 Maret 2022.

Di akhir Pelatihan peserta akan membuat tugas mandiri membuat rencana kegiatan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim. Peserta yang mengikuti pelatihan juga akan mendapat sertifikat yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian.

Terpisah, Syahrul mengatakan, pertanian masih bergantung pada kondisi alam. Hal itu menyebabkan, sektor ini rentan terhadap perubahan iklim. "Saya mendorong adanya berbagai inovasi dan teknologi climate smart agriculture untuk menghadapi dampak perubahan iklim," kata Syahrul.

Syahrul menyebutkan, setidaknya ada empat inovasi yang dapat dilakukan. Mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan air secara lebih efisien dan berkelanjutan, perbaikan dalam pengelolaan hara, dan pupuk.

KEYWORD :

pelatihan sejuta pentani BPPSDMP Dedi Nursyamsi penyuluh pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :