Sabtu, 27/04/2024 12:03 WIB

Transisi Energi, Pemerintah Tingkatkan Infrastruktur Gas Nasional

Minyak dan gas bumi berkurang perannya, tapi masih signifikan, gas masih berperan penting.

Petugas PGN mengecek pipa gas. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan produksi dan infrastruktur gas nasional sebagai upaya mendukung peran gas bumi dalam program transisi energi di Indonesia.

Hal tersebut diutarakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin (8/11).

"Hingga tahun 2050, peran energi baru terbarukan makin membesar. Minyak dan gas bumi berkurang perannya, tapi masih signifikan, gas masih berperan penting," kata Tutuka.

Tutuka menjelaskan, kondisi produksi minyak Indonesia saat ini sedang menurun karena banyak lapangan minyak yang berusia tua. Sedangkan kondisi gas bumi masih bagus. Menurutnya, kalaupun terjadi penurunan produksi gas itu hanya disebabkan sejumlah proyek terkendala.

Di sisi lain pemerintah menargetkan produksi minyak sebanyak 1 juta barel dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030. Untuk mencapai produksi tersebut, berbagai upaya dilakukan mulai dari peningkatan eksplorasi untuk penemuan besar, mempercepat cemical EOR, optimalisasi lapangan produksi eksisting, serta transformasi sumber daya kontijen ke produksi.

Sedangkan khusus untuk infrastruktur gas bumi, pemerintah membangun jaringan pipa gas Cirebon-Semarang sepanjang 260 kilometer, pipa gas Dumai-Sei Mangkei sepanjang 360 kilometer dan membangun mini regas dan FSRU/FSU dan FRU untuk kawasan Indonesia Timur.

"Pemerintah berupaya mengembangkan sistem LNG di pulau-pulau yang kecil. Sumber gasnya dari Bontang, Senoro maupun Tangguh dan dikirimkan ke lokasi-lokasi tersebut," jelas Tutuka.

Infrastruktur lain yang dibangun adalah jaringan gas untuk rumah tangga. Dengan dana APBN hingga tahun 2020 sebanyak 535.555 sambungan rumah telah terbangun di 17 provinsi, 54 kabupaten/kota.

Pemerintah berencana menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) mulai dua tahun mendatang untuk meningkatkan jumlah sambungan rumah yang terbangun. Melalui skema ini, pemerintah berharap sebanyak 1 juta sambungan rumah dapat terbangun tiap tahun.

Menurut Tutuka, program jaringan gas ini merupakan proyek favorit masyarakat karena mereka tidak perlu lagi repot membeli elpiji tabung tiga kilogram.

"Program jaringan gas dilaksanakan di daerah yang memiliki atau dekat dengan sumber gas dengan tujuan supaya masyarakat mendapatkan akses energi yang mudah dan murah," ujar Tutuka.

KEYWORD :

Tutuka Ariadji Gas Infrastruktur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :