Jum'at, 26/04/2024 07:35 WIB

Ekosistem Reka Cipta Bangun Kemandirian Bangsa

Paristiyanti Nurwardani menyebut transformasi pendidikan tinggi saat ini tengah dilakukan dalam rangka mengimplementasikan kebijakan Kampus Merdeka

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Paristiyanti Nurwardani dan CEO Swasembada Media Bisnis, Kemal Effendi Gandi (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), Paristiyanti Nurwardani menyebut transformasi pendidikan tinggi saat ini tengah dilakukan dalam rangka mengimplementasikan kebijakan Kampus Merdeka, melalui ekosistem reka cipta.

Hal itu disampaikan Paris dalam penandatanganan nota kesepahaman bersama Swasembada Media Bisnis, pada Rabu (9/9).

Penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen Dikti dengan SWA merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem reka cipta di Tanah Air.

Juga, mendorong peran serta dunia industri serta inovator untuk menumbuhkan reka cipta di perguruan tinggi, dalam semangat kemandirian bangsa.

"Dengan adanya link and match melalui gotong royong penta-helix antara perguruan tinggi dengan dunia industri diharapkan reka cipta yang dihasilkan dapat selaras dengan kebutuhan berbagai pihak untuk menjawab berbagai tantangan saat ini khususnya pengembangan reka cipta ditengah pandemi Covid-19," jelas Paris.

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka, lanjut Paris, merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial.

Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

"Tujuan kebijakan Kampus Merdeka, terutama program hak belajar tiga semester di luar program studi adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian," ujar Paris.

Paris menambahkan bahwa reka cipta merupakan sebuah upaya revitalisasi dan aktualisasi terhadap sebuah karya, agar kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh semua elemen secara efisien dan efektif dalam kehidupan sehari.

Pada kesempatan tersebut, Kemal Effendi Gandi selaku Chief Executife Officer (CEO) Swasembada Media Bisnis menyampaikan apresiasi atas inisiatif Ditjen Dikti dalam membangun ekosistem reka cipta di Indonesia, mengingat topik kolaborasi industri dan perguruan tinggi sudah menjadi perbincangan sejak lama.

"Saya meyakini gagasan ekosistem reka cipta ini akan membawa pada arah kemajuan bangsa yang lebih baik," ujar Kemal.

 

KEYWORD :

Kampus Merdeka Kemdikbud Paristiyanti Nurwardani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :