Sabtu, 20/04/2024 07:32 WIB

Cerita Awal Mula Ketertarikan Jonatan Christie Pada Olahraga Bulutangkis

Jonatan Christie mengaku pertama kali mengenal Olahraga Bulutangkis dari ayahnya, Andreas Adi Siswa

Menpora RI, Zainudin Amali saat ngobrol bareng dengan pebulutangkis Indonesia, Jonatan Christie

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali melakukan bincang santai dengan pebulutangkis Indonesia Jonatan Christie melalui ngobrol online dari rumah dinas kompleks Widya Chandra III, Jakarta, Sabtu, (13/06/2020).

Saat ngobrol santai itu, Menpora melontarkan berbagai pertanyaan pada Jojo, mulai dari pengalaman masa kecil hingga dunia bisnis yang sekarang digelutinya.

"Sore hari ini kita akan bincang dengan Jonatan Christie yang biasa di panggil Jojo. Jojo adalah pemain tunggal putra tim Indonesia dari cabang bulutangkis. Dan saya kira semua yang nonton saat pertandingan Tim Indonesia dengan negara lain, pasti menunggu aksi Jojo di lapangan. Untuk mengobati kerinduan itu, kita berbincang santai bersama Jojo," kata Menpora lewat akun instagram Kemenpora.

Menpora sempat menanyakan kabar ke Jojo, yang dijawab, "Baik Pak, apa kabar Pak," kata Jojo.

Selanjutnya, Menpora pun meminta Jojo untuk bercerita awalnya suka bulutangkis. "Jo, cerita donk, awal suka dengan cabang bulutangkis?" Tanya menpora dengan penuh keakraban.

Merespon pertanyaan itu, Jonatan pun mengaku dikenalkan bulutangkis oleh ayahnya, Andreas Adi Siswa sejak kecil. Ia mulai bermain bulutangkis ketika usianya menginjak 6 tahun. Sejak itulah, ia mulai serius menekuni bulutangkis. Baik mengikuti di sekolah maupun di luar sekolah. Jonatan juga berlatih di klub Taurus. Hasil latihan yang keras, ia memperoleh sejumlah piala dari berbagai turnamen.

"Saya memulai karir diumur 6 tahun. Pertama kali bermain bulutangkis pada saat kelas 1 SD. Pada saat saya menginjak bangku dasar, setiap anak diwajibkan untuk memilih satu cabang ekstrakurikuler. Diantaranya adalah bulu tangkis, basket dan sepak bola. Karena ayah saya tidak ingin kulit saya menjadi hitam, ayah menyuruh saya untuk mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis," jawab Jojo.

"Sejak saat itu, saya aktif mengikuti lomba bulutangkis antar sekolah dan unggul di setiap permainan, akhirnya orang tua saya mendaftarkannya di sebuah klub bulu tangkis yaitu PB Tangkas Specs. Dari situ, saya mulai banyak memenangkan kejuaraan regional dan nasional," tambah Jojo.

Di luar dunia bulutangkis, Jojo pun mulai menggeluti dunia usaha clothing.

"Jadi saya sempat berpikir bahwa kita tidak selama ada di satu bidang. Contoh, saya tidak mungkin berada selamanya di bulutangkis. Saya harus punya rencana ke depan apa yang bisa saya lakukan kedepannya, mungkin salah satunya dari bisnis, bisnis clothing. Bisnis clothing itu  bisnis yang mengacu pada usaha menciptakan sebuah brand fashion," ucap Jojo.

Kemudian Menpora kembali bertanya ke Jojo soal merek dagang di bisnisnya.

"Merek dagang Satoe-Noesa, ini maknanya apa? " tanya Menpora lagi.

"Satoe-Noesa adalah nama perusahaan. Dengan nama Satoe-Noesa, kita ingin mengangkat tema  Indonesia. Jadi kita ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia punya suatu hal yang sangat luar biasa melalui kaos," jawab Jojo lagi.

Di akhir perbincangan, Menpora meminta Jojo untuk memberikan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terkait memasuki era norma baru.

"Terakhir, Jo, terkait memasuki era normal baru ini pesan apa yang akan Jojo sampaikan pada masyarakat?," tutur Menpora.

"Pesan dari saya kepada masyarakat, tetap ikuti aturan dari pemerintah untuk selalu jaga jarak dan selalu pakai masker saat keluar. Dan pastinya jaga kesehatan, tetap berolahraga dan jaga kebersihan. Untuk para atlet tetap jaga kondisi, karena kita sebagai seorang atlet beberapa hari tidak beraktivitas atau latihan pasti langsung drop. Untuk itu kita sebagai atlet tetap latihan walaupun tidak terlalu berat agar tetap terjaga staminanya," pesan Jojo

KEYWORD :

Jojo Bulutangkis Menpora




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :