Kamis, 25/04/2024 17:19 WIB

British Airways Berencana Pangkas 12.000 Karyawan

Perusahaan induk British Airways, International Airlines Group (IAG) mengatakan, perlu memaksakan program restrukturisasi dan redundansi sampai permintaan untuk perjalanan udara kembali ke level 2019.

pesawat British Airways (File Photo/AFP)

London, Jurnas.com - British Airways akan memangkas 12.000 karyawan dari 42.000 tenaga kerjanya karena dampak dari virus corona (COVID-19).

Perusahaan induk British Airways, International Airlines Group (IAG) mengatakan, perlu memaksakan program restrukturisasi dan redundansi sampai permintaan untuk perjalanan udara kembali ke level 2019.

IAG mengatakan rencana tersebut masih dalam tahap konsultasi tetapi kemungkinan akan mempengaruhi sebagian besar karyawan British Airways dan dapat mengakibatkan redundansi hingga 12.000.

Perusahaan yang berkantor pusat di London, Britania Raya itu mengatakan akan membutuhkan beberapa tahun perjalan untuk kembali ke tingkat pravirus, sebuah peringatan yang telah digaungkan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia.

Bersamaan dengan pernyataan IAG, kepala eksekutif BA, Alex Cruz menulis dalam surat kepada staf bahwa dalam beberapa minggu terakhir, prospek industri penerbangan semakin memburuk. Karena itu, perusahaan harus mengambil tindakan sekarang.

"Kami adalah bisnis yang kuat, dikelola dengan baik yang memiliki menghadapi, dan mengatasi, banyak krisis dalam sejarah seratus tahun kami," kata Alex Cruz.

"Kita harus mengatasi krisis ini sendiri juga. Tidak ada dana talangan pemerintah untuk BA dan kita tidak bisa mengharapkan pembayar pajak untuk mengimbangi gaji tanpa batas waktu. Kita akan melihat beberapa maskapai keluar dari bisnis," sambungnya.

IAG mengungkapkan dampak wabah virus pada pendapatan kelompok. Dalam tiga bulan pertama 2020 pendapatan turun 13% menjadi 4,6 miliar euro atau sekitar 4 miliar pound sterling. 

Maskapai di seluruh dunia menghadapi perjuangan yang sama untuk bertahan hidup.

Di Inggris, EasyJet telah memberhentikan 4.000 awak kabinnya yang berbasis di Inggris selama dua bulan. Dan Sir Richard Branson telah meminta pemerintah untuk membantu menyelamatkan maskapai Virgin Atlantic-nya dengan pinjaman yang diperkirakan mencapai £ 500 juta.

Di tempat lain, Qantas telah memberhentikan 20.000 staf, sementara Air Canada telah melakukan hal yang sama untuk sekitar 15.200 karyawan. Norwegian Air mengatakan akan kehabisan uang tunai pada pertengahan Mei.

Di American Airlines, sekitar 4.800 pilot telah setuju untuk mengambil cuti jangka pendek dengan gaji yang dikurangi dan lebih dari 700 mimilih untuk pensiun dini.

KEYWORD :

British Airways International Airlines Group




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :