Jum'at, 26/04/2024 12:31 WIB

Pemerintah Dorong Pelaku Industri Gunakan Kemasan Daur Ulang

semakin banyak industri yang sadar akan penggunaan kemasan daur ulang

Pemerintah rumuskan strategi pelarangan kantong plastik untuk mewujudkan pengurangan sampah 2025 (Foto: Ilustrasi)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selalu mendorong kebijakan yang mengharuskan pelaku industri untuk menggunakan kemasan daur ulang dalam rangka mendukung program pemerintah yakni pengurangan 70 persen sampah plastik pada 2025. Untuk bisa mencapai hal itu pemerintah menargetkan peningkatan daur ulang sampah plastik setiap tahunnya sebesar 25 persen.

“Sebenarnya kita selalu mendorong untuk hal tersebut. Namun uuntuk melakukan pembahasan-pembahasan dengan Kementerian Keuangan sangat diperlukan data terkait struktur pembiayaan ekosistem daur ulang ini. Hal itu bertujuan agar pemerintah punya perhitungan yang sangat matang untuk memberikan subsidinya pada bagian mana,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, saat diwawancarai Kamis (23/4).

Oleh sebab itu, Vivien berharap data-data tersebut bisa didapatkan dari industri-industri daur ulang tersebut. “Pemerintah, dalam hal ini KLHK menunggu terhadap data-data tersebut,” ucapnya. Dia menegaskan bahwa pada dasarnya setiap industri diwajibkan untuk melakukan pengurangan sampah.

Sebelumnya, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) mengeluhkan sikap pemerintah yang hanya mendorong namun tidak ada insentif maupun kemudahan terhadap pelaku usaha. Berdasarkan catatan ADUPI, pada semester kedua 2019, permintaan plastik daur ulang menurun drastis akibat menurunnya harga virgin plastik. Belum lagi pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tak terkecuali Indonesia, semakin memukul rantai ekonomi komunitas daur ulang.

Wakil Ketua Umum ADUPI, Justin Wiganda, mengutarakan industri daur ulang tidak pernah mendapatkan insentif bahkan dari sebelum adanya Covid-19. “Sebagian dari kami masih bisa bekerja mendaur ulang karena market yang masih ada seperti ekspor, lokal market masih ada biarpun ada penurunan,” ujarnya.

Meski sangat terdampak, namun menurutnya industri daur ulang harus tetap berjalan. Di antara cara yang dilakukan untuk bertahan adalah mengurangi produksi seperti mengurangi pembelian bahan baku.

“Namun, tanpa adanya dukungan yang nyata dari pemerintah, industri daur ulang akan seperti mati suri di tengah kondisi seperti ini dengan adanya Covid-19, harga bahan baku virgin plastik yang sangat rendah,” tandasnya.

Ketua Asosiasi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Indonesia yang Berkelanjutan (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment / PRAISE), Karyanto Wibowo, mengatakan ekonomi sirkular sangat erat kaitannya dengan industri daur ulang dan merupakan sistem yang perlu dijaga keberlangsungannya di tengah pandemic Covid-19 ini.

“Ekonomi sirkular bisa memperpanjang daur hidup kemasan. Beberapa kemasan yang bisa diperpanjang daur hidupnya antara lain kemasan PET, PE dan juga PP. Memperpanjang daur hidup kemasan turut membangun kesejahteraan banyak kalangan sekaligus mengatasi persoalan sampah di Indonesia,” ujar Karyanto.

Namun ia berharap semakin banyak industri yang sadar akan penggunaan kemasan daur ulang. Mengutip data Kemenperin saat ini terdapat 600 industri besar dan 700 industri kecil yang bermain di sektor industri daur ulang plastik. Namun, persentase pengolahan daur ulang yang ada masih sangat rendah. Dari sebanyak 7,23 juta konsumsi bahan baku plastik dalam setahun, hanya terdapat 914 ribu atau sekitar 12,6% saja yang kemudian didaur ulang kembali.

Dari sekian banyak industri besar yang menggunakan plastik sebagai bahan baku, salah satu yang telah berkomitmen mendukung penggunaan kemasan daur ulang adalah Danone Aqua.

“Aqua terus memproduksi produk Aqua life yang menggunakan 100 persen bahan daur ulang rPET, selain seluruh botol kemasan Aqua sudah mengandung 25 persen bahan daur ulang. Ini merupakan komitmen dari Danone Aqua untuk mendukung pengurangan sampah plastik melalui dukungan kepada ekosistim ekonomi sirkular,” katanya Arif Mujahidin, Communications Director Danone Indonesia.

Jadi tinggal kita tunggu saja komitmen dari pelaku usaha lainnya untuk memeajukan industri daur ulang Indonesia.

KEYWORD :

Daur Ulang Pelaku Industri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :