Jum'at, 26/04/2024 02:31 WIB

Lampu Hijau AS untuk Turki Hanya Bualan

Pernyataan itu muncul satu hari setelah Gedung Putih memberi Ankara lampu hijau untuk menyerang negara tetangga selatannya, dan memicu kepanikan pasukan Kurdi yang didukung oleh AS.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Luisa Gonzalez/Reuters)

Washington, Jurnas.com - Amerika Serikat tampaknya tidak benar-benar memberikan lampu hijau untuk Turki, terkait operasi militer di perbatasan Suriah.

Presiden AS Donald Trump pada Senin (Selasa waktu setempat) memperingatkan Ankara agar operasi militernya tidak berlebihan di Suriah.

Padahal satu hari sebelumnya Gedung Putih memberi Ankara lampu hijau untuk menyerang negara tetangga selatannya, dan memicu kepanikan pasukan Kurdi yang didukung oleh AS.

AS menarik kembali 50 hingga 100 operator khusus dari perbatasan utara Suriah, di mana mereka menjadi penyangga antara militer Turki dan Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi.

Pasca mempersilakan Turki menyerang Kurdi, Trump mendapat kritik keras dari Partai Republik, sebab pasukan itu dinilai sangat penting untuk mengalahkan kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS).

Trump tampaknya kemudian mundur, kemudian memperingatkan Ankara bahwa ia akan "melenyapkan" perekonomian negara itu jika mereka melangkah terlalu jauh.

"Saya telah memberi tahu Turki bahwa jika mereka melakukan sesuatu di luar apa yang kita anggap manusiawi, mereka bisa menderita murka ekonomi yang sangat hancur," tegas Trump dilansir dari AFP pada Selasa (8/10).

Namun Trump juga mengatakan dia ingin mengakhiri kehadiran militer AS di wilayah tersebut. "Kami ingin membawa pasukan kami kembali ke rumah dari perang tanpa akhir ini, dan kami seperti pasukan polisi. Kami tidak berperang. Kami mengawasi."

Seorang pejabat senior pemerintah membantah bahwa Trump telah memberikan "lampu hijau" kepada Turki untuk melakukan invasi, yang meningkatkan ancaman bahwa ribuan pejuang ISIS yang dipenjara oleh suku Kurdi dapat dibebaskan di tengah konflik baru.

"Tampaknya Turki berniat melakukan semacam operasi militer," kata pejabat itu dengan syarat anonim. Dia menambahkan, "Tidak akan ada keterlibatan angkatan bersenjata AS".

KEYWORD :

Amerika Serikat Donald Trump Turki Suriah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :