Sabtu, 27/04/2024 12:01 WIB

Korea Utara Sebut AS Berkhianat

Pyongyang mempertimbangkan kembali komitmennya sendiri untuk menghentikan uji coba senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM).

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (Foto: BBC)

Pyongyang, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, Amerika Serikat (AS) mengingkari janjinya untuk tidak mengadakan latihan militer dengan Korea Selatan.

Menanggapi hal itu, Pyongyang mempertimbangkan kembali komitmennya sendiri untuk menghentikan uji coba senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM).

Presiden AS, Donald Trump merevitalisasi upaya untuk meyakinkan Korea Utara agar menyerahkan senjata nuklirnya bulan lalu saat mengatur pertemuan mendadak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di perbatasan antara kedua Korea.

Trump mengatakan, setuju untuk melanjutkan pembicaraan tingkat kerja yang terhenti sejak pertemuan puncak kedua mereka pada Februari. Negosiasi diharapkan dalam beberapa minggu mendatang.

Tetapi seorang juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara meragukan hal itu. Ia mengatakan AS dan Korea Selatan akan melakukan latihan perang yang disebut Dong Maeng musim panas ini.

"Kami akan merumuskan keputusan kami tentang pembukaan DPRK-AS. pembicaraan tingkat kerja, sambil mengawasi langkah AS selanjutnya," kata juru bicara itu tanpa ingin disebutkan namanya, seperti dilansir Reuters.

Latihan militer Korea Selatan dengan AS diperkirakan pada Agustus mendatang.

Korea Utara berulang kali mengecam latihan militer antara AS dan Korea Selatan, tetapi dalam beberapa bulan terakhir Pyongyang meningkatkan kecamannya saat pertemuan dengan Washington dan Seoul mandek.

"Sangat jelas bahwa itu adalah latihan yang sebenarnya dan latihan perang yang bertujuan secara militer menduduki Republik kami dengan serangan mendadak," kata jurubicara Korea Utara dalam sebuah pernyataan terpisah.

Ia menambahkan bahwa Trump telah menegaskan kembali pada pertemuan bulan lalu dengan Kim Jong un bahwa latihan perang Korea Selatan dengan AS akan dihentikan.

Trump, dalam pertemuan pertamanya dengan Kim Jong un di Singapura pada Juni tahun lalu, mengatakan akan menghentikan latihan perang, setelah kedua pemimpin sepakat melakukan denuklirisasi semenanjung Korea dan meningkatkan hubungan kedua negara.

Namun, saat latihan tahunan utama Korea Selatan-AS sudah dihentikan, ternyata kedua negara itu masih mengadakan latihan yang lebih kecil.

"Kesiapan tetap menjadi prioritas nomor satu bagi USFK," kata juru bicara Angkatan Bersenjata AS untuk Korea Utara, Jacqueline Leeker.

"Sebagai masalah prosedur operasi standar, dan untuk menjaga ruang bagi diplomasi untuk bekerja, kami tidak membahas pelatihan atau latihan yang direncanakan secara terbuka," tambahnya.

Ia mengatakan pasukan AS dan Korea Selatan masih melakukan latihan bersama yang lebih menyesuaikan ukuran, ruang lingkup, jumlah dan waktu latihan untuk "menyelaraskan" program pelatihan dengan upaya diplomatik.

Seorang pejabat di kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan tidak memiliki komentar langsung, tetapi para pejabat Seoul sebelumnya mengatakan latihan itu bersifat defensif.

Sejak KTT Singapura, Korea Utara belum menguji senjata nuklir atau rudal balistik antarbenua, meskipun Korea Utara menguji coba rudal jarak pendek baru pada Mei.

Keputusan AS mengadakan latihan militer  kurang dari sebulan setelah Trump dan Kim  Jong un bertemu merupakan pelanggaran dari perjanjian kedua pemimpin yang dibuat di Singapura tahun lalu, dan merupakan tekanan yang tidak disembunyikan di Korea Utara.

"Dengan AS secara sepihak mengingkari komitmennya, kami secara bertahap kehilangan justifikasi kami untuk menindaklanjuti komitmen yang kami buat dengan AS juga," katanya.

KEYWORD :

Amerika Serikat Korea Selatan Korea Utara Latihan Perang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :