Jum'at, 26/04/2024 00:36 WIB

Jepang Waspada, Korea Utara Berencana Luncuran Satelit

Korea Utara juga telah melakukan serangkaian uji coba rudal dan senjata dalam beberapa bulan terakhir, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat yang baru.

Kim Jong un, ditemani putrinya, menyaksikan, tes Kamis malam (KCNA via KNS dan AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Korea Utara telah memberi tahu Jepang tentang rencana untuk meluncurkan `satelit` yang bisa menjadi rudal balistik antara 31 Mei dan 11 Juni.

Korea Utara juga telah melakukan serangkaian uji coba rudal dan senjata dalam beberapa bulan terakhir, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat yang baru.

Pejabat Jepang percaya peluncuran itu akan melibatkan rudal balistik, menurut twit dari kantor perdana menteri yang merujuk pada "rudal balistik yang (Pyongyang )gambarkan sebagai satelit".

Juru bicara penjaga pantai Jepang menuturkan kepada AFP, Pyongyang telah memberi tahu penjaga pantai Jepang bahwa sebuah roket akan diluncurkan antara 31 Mei dan 11 Juni dan dapat memengaruhi perairan di dekat Laut Kuning, Laut Cina Timur, dan timur Pulau Luzon di Filipina.

Kantor perdana menteri Jepang mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari peluncuran dan mengatakan akan bekerja sama dengan sekutu.

"Kami sangat mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari peluncuran," kata kantor perdana menteri di Twitter, menambahkan akan bekerja sama dengan negara-negara terkait, seperti Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.

Pemerintah Jepang akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi dari peluncuran tersebut.

Korea Utara mengumumkan telah menyelesaikan pekerjaan satelit mata-mata pertamanya pada bulan April. Awal bulan ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa fasilitas satelit militer dan memberikan lampu hijau untuk "rencana aksi masa depan".

Peluncuran semacam itu akan menggunakan teknologi rudal jarak jauh yang dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB)

Analis mengatakan satelit mata-mata adalah bagian dari upaya Korea Utara yang bersenjata nuklir untuk memajukan teknologi pengawasan, termasuk drone, dan meningkatkan kemampuannya untuk menyerang sasaran jika terjadi konflik.

Media Korea Utara sebelumnya mengkritik rencana Korea Selatan, AS, dan Jepang untuk berbagi data real-time tentang peluncuran rudal Pyongyang, menggambarkan ketiganya membahas langkah jahat untuk memperketat kerja sama militer.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Korea Utara Jepang Amerika Serikat Rudal Balistik Satelit Pengintai




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :