Jum'at, 26/04/2024 14:33 WIB

Gaung Media Asing pasca "Gagalnya" KTT AS-Korut

Kedua negara tak menghasilkan kesepakatan apapun terkait denuklirisasi, maupun sanksi internasional.

Ilustrasi dialog Amerika Serikat (R) dan Korea Utara (Foto: Yonhap)

Hanoi, Jurnas.com – Konferensi tingkat tinggi (KTT) kedua antara Amerika Serikat dan Korea Utara berakhir gagal. Kedua negara tak menghasilkan kesepakatan apapun terkait denuklirisasi, maupun sanksi internasional.

Pemimpin Korut Kim Jong Un menurut Presiden AS Donald Trump, mendesak pencabutan sanksi total. AS menolak, karena Korut tak memberikan kejelasan lengkap soal denuklirisasi.

Korut membantah. Pyongyang melalui Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho hanya meminta pencabutan sanksi sebagian, terkait mata pencaharian masyarakat, bukan sanksi militer.

Adapun untuk denuklirisasi, Kim kabarnya telah mengajukan pembongkaran situs utama di Yongbon, yang dinilai realistis.

Pasca pertemuan akbar tersebut, media asing beramai-ramai membahas kegagalan KTT AS-Korut. Surat kabar resmi Korut, Rodong Sinmun, hanya menampilkan foto Kim dan Trump tanpa menyebutkan bahwa keduanya pulang dengan tangan kosong.

“Mereka memiliki pertukaran pendapat yang konstruktif dan jujur atas masalah-masalah praktis, yang timbul dalam membuka era baru peningkatan DPRK (Korut, Red) dan AS, hubungan atas dasar kemajuan,” tulis Rodong.

Sementara media Jepang memfokuskan pemberitaan Jumat (1/3) ini pada gagalnya pembicaraan, dan skeptisisme masa depan diplomasi nuklir.

Banyak pakar di Jepang yang sering menjadi sasaran ancaman Korea Utara, khawatir Trump akan menyetujui kesepakatan yang membuat bekas kekuatan kolonial Korea terekspos pada ancaman nuklir Pyongyang.

“Kembali ke titik awal denuklirisasi lengkap,” demikian headline koran konservatif Yomiuri.

China, pendukung terbesar Utara, lebih netral, menyeimbangkan kegagalan pembicaraan dengan penilaian masih ada kemajuan.

China Daily berbahasa Inggris resmi mengatakan meskipun harapan tinggi untuk pertemuan puncak itu tidak terpenuhi, kontak antara kedua pihak kemungkinan akan berlanjut, sementara Korea Selatan dan China kemungkinan akan memberikan dukungan.

“Tampaknya kesepakatan masih ada di kartu - hanya perlu lebih banyak waktu untuk meletakkan potongan-potongan itu,” tulis China Daily.

“Kim Jong Un tidak memiliki rencana untuk melepaskan nuklir sekarang dan denuklirisasi itu palsu,” demikian isi surat kabar Korea Selatan Chosun Ilbo.

KEYWORD :

Korea Utara Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :