Sundari | Rabu, 16/05/2018 18:46 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan (Foto: Gulftoday)
London - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan, negaranya tidak akan pernah menerima keputusan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dia mendesak masyarakat internasional dan PBB agar segera bertindak untuk menghentikan penindasan di Palestina.
"Kami tidak akan menyetujui keputusan AS yang merelokasi kedutaan besarnya ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota
Israel," tegas Erdogan dalam konferensi pers gabungan dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May usai keduanya menggelar diskusi di London.
Erdogan mengatakan, "kebijakan acuh tak acuh” pemerintah AS telah mendorong pendudukan
Israel dan kekerasan ke warga
Palestina.
"
Israel mengambil langkah-langkah ini dengan logika `Saya berkuasa, karena itu saya benar`.
Israel adalah penjajah di sana dan akan terus meneror (
Palestina),” kata dia lagi.
Dikatakan Erdogan bahwa 128 negara telah menolak keputusan AS. “Sejarah tidak akan memaafkan Anda (AS) dan sejarah juga tidak akan pernah memaafkan
Israel,” tandas Erdogan.
Sementara itu, May mendesak “penyelidikan independen dan transparan” atas insiden di Gaza. “Kita telah menyaksikan nyawa-nyawa berjatuhan. Hal itu sangat tragis dan memprihatinkan. Kekerasan semacam ini merusak upaya perdamaian dan kami meminta semua pihak untuk menahan diri," tegas PM Inggris.
May mengatakan bahwa mereka tidak mempertanyakan hak
Israel untuk mempertahankan perbatasannya, namun "penggunaan senjata api hingga menyebabkan kematian warga sipil sama sekali tidak bisa dibenarkan".
"Ini menjadi kepentingan semua pihak untuk mewujdukan perdamaian dan stabilitas di
Israel dan wilayah
Palestina yang diduduki," tambah dia.
Sedikitnya 62 warga
Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka karena ditembaki tentara
Israel di sepanjang perbatasan Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan
Palestina, sejak aksi protes dimulai pada 30 Maret, lebih dari 110 demonstran
Palestina telah tewas tertembak.
KEYWORD :
Turki Tayyip Erdogan Palestina Israel