Sabtu, 27/04/2024 10:31 WIB

Kementan Minta Petani Tak Berlebih Gunakan Pupuk

Dampak dari pempukan yang tidak berimbang bisa membuat tanaman menjadi kerdil, pembungaan dini, mudah disrangan organisme penggangu tanaan (OPT) dan produksi tidak sesuai dengan potensi tanmana (varietas).

Webiner Forwatan 2021 dengan tema, Peningkatan Produksi Pertanian dengan Pemupukan Berimbang, Selasa (11/10).

Jakarta, Jurnas.com - Penggunaan pupuk di kalangan  petani saat ini mengalami over dosis dari yang direkomendasikan. Akibatnya kondisi unsur hara di lahan pertanian menjadi kian menipis. Karena itu pemerintah mendorong petani untuk menggunakan pupuk berimbang dan sesuai rekomendasi pemerintah.

"Kami mengajak petani agar memanfaatkan pupuk secara efektif, berimbang, dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian yang lebih optimal," urai Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan),  Kuntoro Boga Andri, saat membuka diskusi webinar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertemakan Peningkatan Produksi Pertanian dengan Pemupukan Berimbang, Selasa (11/5).

Saat ini, menurut Kuntoro Boga, petani sudah berlebihan menggunakan beberapa jenis pupuk kimia sehingga akan berdampak kepada kesuburan tanah. Karena itu, ia mengajak petani agar memanfaatkan pupuk yang ada dan menggunakan pupuk secara efektif, berimbang, dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian yang lebih optimal.

Kepala Balai Penelitian Tanah Kementan, Ladiyani Retno Widowati juga mengatakan, pertanian saat ini mengalami degdradasi, penurunan kualitas dan produktivitas akibat pemupukan yang berlebihan ataupun penggunaan saprodi lainnya yang berlebihan.

"Berimbang itu artinya sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan target. Jadi, kita harus tahu, pemberian pupuk itu untuk mencapai semua status, semua hara esensial seimbang, sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk meningkatkan produksi mutu hasil, meningkatkan efisiensinya," ujarnya.

Ia mengatakan, Indonesia memiliki keragaman tanah, dari ujung Sabang sampai Merauke dengan tingkat kesuburan yang berbeda-beda. Karena itu, kebutuhan pupuk pun tiap jenis tanah berbeda-beda.

Terkait hal itu, Balitbangtan mengeluarkan buku rekomendasi pemupukan spesifik lokasi hingga tingkat kecamatan khususnya tanaman padi, jagung dan kedelai. Hal ini untuk memberikan kemudahan dan sebagai referensi bagi petani atau kelompok tani diseluruh wilayah di Indonesia saat menysun e-RDKK.

Selain itu, Kementan juga telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan reformulasi komposisi pupuk NPK (15-10-12) yang berbeda dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertanian.

"Formulasi Pupuk NPK tersebut salah satunya memiliki keunggulan yaitu mempunyai komposisi kadar N, P dan K yang mendekati atau sesaui dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman," ujarnya.

Ladiyani mengingatkan bahwa dampak dari pempukan yang tidak berimbang bisa membuat tanaman menjadi kerdil, pembungaan dini, mudah disrangan organisme penggangu tanaan (OPT) dan produksi tidak sesuai dengan potensi tanmana (varietas).

"Selain itu, membuang-buang anggaran, pencemaran lingkungan, tanaman tidak tumbuh dengan baik, produksi tidak optimal dan kuliatas produk menurun. Mislanya, daya simpan menurun jika terlalu banyak N, beras pecah tinggi bila K kurang," jelasnya.

Sementara itu Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pupuk Bersubsidi, Direktorat Pupuk dan Pestisida, Kementan, Yanti Ermawati mengatakan, penggunaan pupuk bersubsidi tersebut juga harus tepat guna, tepat sasaran, waktu,lokasi dan jenis agar dapat mengoptimalkan produktivitas.

"Tadi sudah panjang lebar dijelaskan bahwa jika jenisnya salah makan apa yang diharapkan tidak akan diperoleh. Begitu juga dengan jumlahnya, ternyata di daerah tertentu dengan jumlah yang banyak menghasilkan produksi yang besar," jelasnya.

Ia mengatakan, tepat jumlah juga akan menjadi concern Kementan melalui Direktorat Pupuk dan Pestisida dalam merumuskan suatu kebijakan khsusnya dalam hal ini adalah pupuk bersubsidi.

Yanti menjelaskan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian memiliki dua kegiatan rutin dalam progam penyediaan pupuk, yaitu pengembangan pupuk organik melalui kegiatan UPPO dangan tujuan untuk menciptakan pertanian ramah lingkungan dan pemupukan berimbang.

"Selanjutnya adalah program pupuk bersubsidi dengan menerapkan rekomendasi dari Badan Litbang Pertanian untuk efisiensi biaya pemupukan dan peningkatan produktivitas tanaman," ungkapnya.

KEYWORD :

Pemupukan Berimbang Ladiyani Retno Widowati Forwatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :