Selasa, 07/05/2024 07:08 WIB

Lewat Genta Organik, Kementan Kampanyekan Pemupukan Berimbang

Lewat Genta Organik, Kementan Kampanyekan Pemupukan Berimbang.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, saat membuka kegiatan Training on Trainers (ToT) Genta Organik, di Ciawi, Jumat (9/12).

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengkampanyekan pemupukan berimbang, salah satunya melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik). Melalui pemupukan berimbang, diharapkan produktivitas pertanian bisa meningkat.

"Petani menunggu terobosan dalam pemupukan. Perlu tangan-tangan untuk memperbaiki tanah kita. Saatnya tanah kita manjakan, dia sumber makanan bagi rakyat," kata Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, saat membuka kegiatan Training on Trainers (ToT) Genta Organik, di Ciawi, Jumat (9/12).

Mentan Syahrul menyebutkan saat ini pertanian sedang menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, termasuk tentang pupuk. Untuk mengatasinya, dibutuhkan metode pemupukan berimbang.

"Kita berharap produksi akan bisa meningkat. Untuk itu, perbaiki metode pemupukan kita. Kurangi pupuk kimia hingga 50 persen. Perbanyak penggunaan pupuk organik," tuturnya.

Sebagai langkah awal, Mentan Syahrul, meminta para peserta ToT bisa membangun mindset baru di kalangan petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik.

"Kita bangun mindset petani. Kalau pertanian mau bagus, peliharalah tanahmu dengan menggunakan pupuk organik. Bisa dengan memanfaatkan limbah makanan, ataupun kotoran dan urine hewan,” terang Syahrul.

Dirinya pun mengingatkan, kampanye pemupukan berimbang bisa berhasil jika semua pihak ikut terlibat. "Semua bisa berhasil kalau semua mau terlibat. Saya minta bupati dan kepala dinas untuk ikut serta, begitu juga dengan para pakar," ucap Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.

"Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa buat sendiri asalkan ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan gara-gara pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan kalau kita tetap ingin eksis di muka bumi ini," ucap Dedi.

Meski demikian, Dedi menegaskan bahwa Genta Organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk anorganik masih boleh digunakan, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.

"Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamanya ada pupuk organik, pupuk hanyati, pembenah tanah dan pemupukna yang berimbang," tegas Dedi.

Genta Organik adalah menyuburkan tanah Indonesia untuk meningkatkan produksi pertanian saat harga pupuk mahal, menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

"Kegiatan pelatihan ini sebagai solusi pupuk mahal. Jika pupuk hayati organik dan pembenah tanah dilakukan berimbang bisa menggenjot produktivitas tanah kita," tuturnya.

Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama tiga hari, pada tanggal 8 hingga 10 Desember 2022 secara hybrid, baik online dan offline. Realisasi registrasi online sebanyak 18.149 peserta atau 224,87 persen dari 8.071 peserta yang ditargetkan.

Sementara itu, kegiatan ini juga menghadirkan para narasumber dari ahli BSIP, Univ Pajajaran temasuk PT Riset Perkebunan serta Duta Petani Milenial dan Andalan yang memiliki kegiatan luar biasa membangun gerakan tani organik.

 

KEYWORD :

Genta Organik Pemupukan Berimbang Dedi Nursymasi Syahrul Yasin Limpo BPPSDMP Kementan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :