Jum'at, 26/04/2024 07:10 WIB

7.500 Inventor dan 569 Industri Terdaftar di Kedaireka

Adhitya menuturkan selama ini Tim Akselerasi telah berdialog dengan 300 industri dan hasilnya adalah beberapa industri memiliki tantangan dalam menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi.

Platform digital Kedaireka (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Lebih dari 7.500 inventor dan 569 industri tercatat telah terdaftar di platform Kedaireka. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Tim Kerja Akselesai Reka Cipta Citjen Dikti, Achmad Adhitya.

"Kedaireka membuka kesempatan yang sama bagi seluruh perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan berbagai industri, serta memangkas rantai birokrasi," terang Adhitya pada Kamis (4/2).

Adhitya menuturkan selama ini Tim Akselerasi telah berdialog dengan 300 industri dan hasilnya adalah beberapa industri memiliki tantangan dalam menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi.

Beberapa tantangan kolaborasi tersebut diantaranya belum adanya ruang kolaborasi untuk berdialog antara perguruan tinggi dan industri, belum adanya pemerataan kerja sama antara perguruan tinggi dan industri, serta masih minimnya informasi mengenai produk/jasa yang ditawarkan oleh perguruan tinggi.

"Dalam beberapa kasus, terdapat kampus yang memiliki banyak mitra, sedangkan di sisi lain masih terdapat kampus yang kesulitan dalam mencari mitra dikarenakan akses yang belum mendukung," papar Adhitya.

Berdasarkan hal tersebut, Kedaireka hadir untuk memberikan kesempatan kepada seluruh insan dikti dalam memublikasikan produk hasil pemikirannya, sehingga seluruh informasi produk yang telah dihasilkan dapat diakses oleh industri.

Dia menambahkan, terdapat beberapa perbedaan platform Kedaireka dengan platform lainnya, yaitu adanya dana pendamping sebanyak Rp250 miliar, serta adanya keterlibatan mahasiswa dalam program kolaborasi dalam akselerasi kemampuan mahasiswa untuk berkembang optimal.

"Sehingga melalui platform ini insan dikti hanya perlu mengunggah proposal inovasi dan nanti industri akan melihat inovasi yang cocok untuk berkolaborasi," kata Adhitya.

Sementara itu Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani menyebut pemerintah telah menyiapkan dana hibah untuk memfasilitasi kerja sama, antara perguruan tinggi dan industri melalui platform Kedaireka.

Paris mengibaratkan Kedaireka sebagai rumah bersama atau rumah kolaborasi yang dapat mempertemukan inventor dan investor.

"Platform Kedaireka akan terbuka selama 24 jam bagi para inventor dan investor untuk dapat berdialog, menghasilkan karya yang dapat berguna bagi kemajuan negara," ujar Paris pada Kamis (4/2) di Jakarta.

Paris juga mengajak praktisi industri untuk bergabung menjadi dosen praktisi dan dosen luar biasa di Kemdikbud, khususnya di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Para dosen juga diajak melakukan diseminasi hasil kerja melalui Kedaireka.

"Dosen juga diharapkan ikut melakukan transformasi proses pembelajaran, mulai dari persiapan kurikulum sampai dengan menempatkan mahasiswa magang, kredit transfer baik di dalam atau pun di luar negeri," kata Paris.

Paris menambahkan dalam Kampus Merdeka, perguruan tinggi akan membuka pintu selebar-lebarnya bagi industri, dunia usaha, dan dunia kerja (Iduka) sehingga dapat dilakukan negosiasi dalam rangka meningkatkan relevansi antara kurikulum di perguruan tinggi dan hubungan dengan dunia kerja.

"Perguruan Tinggi diharapkan menjadi think tank agar dapat terjadi relevansi antara perguruan tinggi dan industri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di industri, dunia usaha, dan dunia kerja," harap Paris.

KEYWORD :

Kedai Reka Ditjen Dikti Kemdikbud Industri Perguruan Tinggi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :