Sabtu, 27/04/2024 17:59 WIB

Antisipasi Gagal Panen, Kostratani Pandeglang Bersama Petani Lakukan Gerdal WBC

Selain menghisap batang padi, WBC juga menularkan virus sehingga membuat tanaman menjadi kerdil.

Petani melakukan pengendalian OPT sejak dini. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Salah satu resiko gagal panen dapat disebabkan karena adanya gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) salah satunya Wereng Batang Coklat (WBC).

WRC adalah hama padi yang berbahaya dan bisa merugikan petani. Hama utama tanaman padi ini sangat ganas. Selain menghisap batang padi, WBC juga menularkan virus sehingga membuat tanaman menjadi kerdil.

Sebagai langkah antisipasi dan upaya mencegah serangan WBC semakin meluas 21 petani yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) Barata Tani di Desa Sukanagara Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) OPT WBC, Kamis (27/8).

Pengendalian yang dilakukan dibawah komando Kostratani Pandeglang ini dimulai dengan penyemprotan massal menggunakan pestisida kimia, dan bassa dengan dosis 1ml/liter air dilanjutkan dengan pengamatan intensif dan Gerdal ulang jika diperlukan.

Desa Sukanagara sendiri memiliki hamparan pertanaman padi seluas 50 hektare, dengan produktivitas rata – rata enam ton. Perkiraan produksi pada musim tanam (MT) II ini 300 ton.

Gerdal WBC dilaporkan dilakukan juga dibeberapa kecamatan lain di Pandeglang. Diantaranya di Kecamatan Cikeudal, Kecamatan Cipeucang, dan Kecamatan Sindangresmi dengan tingkat serangan beragam.

Meskipun demikian hal tersebut tidak membuat kendala bagi petani bahkan beberapa diantaranya sedang panen, contohnya di Kecamatan Cikeudal.

Penyuluh Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Carita, Eli Safitri mengatakan, hama WBC jika tidak segera ditangani akan sangat mempengaruhi produktifitas padi bahkan dapat mengakibatkan gagal panen.

"Serangan WBC sangat tergantung pada situasi dan kondisi. Risiko serangan dapat dipengaruhi oleh cuaca, misalnya kemarau basah, seperti yang terjadi saat ini, penggunaan N tinggi dan pemilihan varietas," jelas Eli.

"Kondisi kemarau tetapi masih sering turun hujan atau kemarau basah seperti sekarang ini sangat rentan serangan. Ciri- cirinya kalau sudah terserang, ada embun jelaga pada daun ditandai dengan daun yang menguning," sambungnya.

Ia menambahkan, gerdal dilakukan dilahan seluas 20 hektar dengan umur tanaman 50 – 60 hari setelah tanam (HST).

"Gerdal dilakukan di Blok Bedeng/cilurah, dengan varietas Ciherang, Inpari dan Lokal. Populasinya 27ekor per rumpun. Selain Gerdal, pengamatan dan monitoring juga dilakukan dilahan seluas 25 ha, dengan status waspada, papar Eli.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tak hentinya meminta petani bergerak cepat dan tidak membiarkan kondisi serangan hama pada tanaman padi meluas dan berlarut-larut.

Ia juga mengajak petani untuk mengikuti asuransi usaha pertanian untuk meminimalisir kerugian.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menuturkan pertanian cukup rawan terhadap serangan hama, salah satunya adalah hama WBC.

“Hama ini bisa merusak tanaman dan membuat gagal panen. Oleh karena itu petani dan penyuluh harus mengantisipasinya, salah satunya dengan mengikuti asuransi usaha tani," ujar Dedi.

KEYWORD :

Gagal Panen Kostratani Pandeglang Dedi Nursyamsi Gerdal WBC




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :